Senin, Agustus 31, 2009

Kenangan Ramadan di Pondok

Setiap bulan Ramadan di pondok, pasti banyak para mukimin dari luar yang nyantri mengikuti pesantren kilat. Mereka datang dari mana-mana dan dilatari profesi berbeda pula. Saya ingat pas saat kelas V atau VI ya, menjadi panitia Ramadan. Yang pasti kita tak boleh pulang kampung waktu itu. Harus jagain pondok. Duh sedihnya, Idul Fitri nggak bisa ngumpul dengan keluarga. Itulah nasib kami santri yang datang dari jauh. Mau pulang pun nanggung. Habis waktu di jalan. Sementara kita cuma diberi waktu sedikit. Beberapa hari Syawal sudah harus balik lagi ke pondok. Untunglah kita memiliki banyak teman yang bisa ditumpangi. Saya ingat pernah ber Idul Fitri di Jember, di kediaman Khotimah.
Cerita Ramadan sebenarnya yang akan saya sampaikan, sewaktu kita menjadi panitia Ramadan atau tepatnya mengurus para santri kilat tersebut. Saya waktu itu kebagian mengajar mengaji seorang muallaf Katolik dari Bantul. Bayangkanlah seorang muallaf yang belum bisa apa-apa dan baru mengenal Alquran. Kita harus berusaha bagaimana dia mampu membaca Alquran, paling tidak mengetahui huruf2 Alquran. Setiap siang, ba'da Zuhur, saya mengajari muallaf tersebut mengaji. Saya lupa namanya walau saat menulis ini saya sangat hafal wajah, rambut dan body languagenya. Begitu terkesannya saya dengan muallaf tersebut.
Apalagi setelah pesantren kilat berakhir, subhanallah, muallaf tersebut bisa membaca Alquran walau masih terbata-bata. Saya sangat bersyukur, karena usaha saya tak sia-sia. Karena itulah, cerita tentang pesantren kilat ini tetap terukir dalam benak saya. Tak kan pernah saya lupakan. Walau masih banyak cerita suka yang berkesan tentang Ramadan di pondok.
Saya percaya, teman-teman juga memiliki kisah yang sangat berkesan saat kita Ramdan di pondok. Terlalu banyak yang bisa kita ceritakan. Karena itu saya percaya juga, setelah cerita ini akan bermunculan cerita lainnya dari segala aspek. Baik tajilannya, makanan plus laukpauknya, jajanan ramadan yang biasanya di belakang sighor, khutbah pak Kiyai setiap subuh, dan banyak lainnya. Bukan begitu????(nuri)

Label:

Ada Tamu










Beberapa waktu yang lalu, Yogya kedatangan tamu:
Pertama, "Purawati Harun", jauh2 dari Kupang ke Yogya untuk sebuah bisnis penting. Untungnya ia inget berat sama kita2 Pabelan's Club, maka pertemuan, kangen2an n cerita2pun terjadi. Kedua, di hari dan tempat yang berbeda, kita kedatangan artis angkasawan papan atas "Sukaryadi" alias "Icuk" yang memanfaatkan masa kapal pesiarnya sandar tuk kunjungi almamater tercinta (Pabelan) n silaturrahmi dengan teman2 Yk. Terima kasih tuk silaturrahminya ya.. Sukses tuk Pura n Icuk. (fatra)

Label:

Jumat, Agustus 28, 2009

Diary Rina: Pabelan, pada suatu hari

By : Rina Rahmawati

Pabelan, pada suatu hari…

Sebenarnya bukan mauku untuk pergi dari rumah secepat itu. Entah apa yang menghantuiku saat itu. Ada kesedihan barangkali karena aku tak dapat melanjutkan ke sekolah negeri seperti teman temanku saat itu. Kekecewaan yang terpendam karena Bapakku yang mengharuskan aku supaya menuntut ilmu disekolah Menengah Tsanawiyah atau pergi mondok di Pesantren. Aku memilih yang terakhir sekedar supaya aku bisa memuaskan keinginan. Keinginan yang memacu dan cita cita yang mesti diraih untuk maju. Aku masih ingat kunjungan Pak De kakak Bapakku kerumah dan mengatakan bahwa disana aku pasti senang bisa menuntut ilmu dan memiliki banyak teman baru dari berbagai wilayah nusantara. Pondok Pabelan sudah sangat terkenal saat itu. Siapa sangka Pabelan menjadi bagian daripada kisah hidupku yang mengharu biru…Pondok pabelan, pondokku, ibuku….



Sudah kebiasaanku dimalam hari memandang bulan seolah hendak menggapai bintang dan berkata pada suatu malam pada diriku bahwa aku musti pergi dari rumah ini. Maka kuturuti saran Pak De dan memilih diantara pilihan Bapak yang tidak bisa ditawar lagi. Tak mengapa masih begitu muda usiaku untuk beranjak pergi. Belum puas aku bermain dengan tetanggaku dan belum sempat pula aku menyampaikan isi hati kepada kekasih pujaanku. Biarlah semua itu menunggu….

Setelah Om adik ibuku mendaftarkanku dan melengkapi semua persyaratan maka resmilah sudah aku sebagai santri di Pondok Pabelan. Tak ingat lagi bagaimana perasaanku saat itu. Aku bahkan tidak ingat lagi apakah aku sempat dibelikan almari pakaian dan buku tapi aku ingat tidak ada kasur untuk tidur untukku. Aku juga tidak ingat bagaimana aku melambaikan tangan mengucapkan selamat tinggal kepada Om adik Ibuku. Yang aku masih ingat karena tidak ada kasur untukku aku hanya bisa mendapatkan sepetak lantai didekat pintu asrama dengan kasur tua sebagai alas tidurku. Selimut, entah ada atau tidak aku tidak ingat lagi. Kulewati malam pertama tidurku di Pabelan dengan penuh tanda tanya.



Saat itu adalah saat yang indah dengan gugur bunga flamboyant yang laksana karpet oranye menghiasi halaman depan asrama putra depan masjid. Sungainya yang aku kenal kemudian dengan air sejuknya mengaliri petak sawah di sekitarnya. Jernih mengalir air sungai Pabelan menjadi saksi bisu dari tawa, canda, kisah cintaku. Dingin dipagi hari masih membayang dan berkabut udara pegunungan. Dengan perlahan aku mulai mengenal lingkungan dan teman teman baruku. Tidak mudah untuk menjatuhkan hati pada pilihan sebagai teman. Berbagai suku dari penjuru nusantara membaur, makan, bicara dan tidur bersama. Terkadang aku hanya merasakan sepi ditengah keramaian. Sendiri diantara teman-teman. Lantunan syair abu nawas dibatas senja adalah hiburan yang menyejukkan, puisi yang menghadirkan sendu. Betapa beruntungnya diriku bisa mendengarkan keindahan syairnya, kesyahduan irama lagu dan bersujud bersama.



Pabila hasrat rindu menderaku kuambil pena dan buku teman setiaku dan aku pergi mencari sepi. Biasanya aku mojok duduk dikalpataru atau kelas waru. Sepi dan menulis berlembar lembar cerita. Bosan menulis terkadang aku memilih mengunjungi tetangga. Aku bisa mendengarkan lagu Betharia Sonata gratis dan juga sambil menikmati pisang ubi goreng ( yang ini ngutang dan bayar belakangan ) sama Bu Azis ( anak laki satu satunya nukang diPabelan. Aku ingat anak lakinya pendiam tapi suka mencuri pandang dan dia tidak berkeberatan aku dan temanku main dengan tape player dikamarnya. Namanya Azis jadi kita panggil ibunya dengan Bu Azis ). Ditempat Bu Azis sebelah Bu jamu aman karena biasanya cuman aku dan temanku yang main kesana dan sembunyi dari bagian keamanan. Dari sinilah benih benih pemberontakan remajaku tumbuh. Dari senang mendengarkan lagu sendunya Betharia Sonata menjadi jemu dan tidak bisa lagi menerima wanita yang hanya bisa menyanyi dan menangis saja. Aku tidak mau begitu. Aku mau menyanyi tapi bukan lagu sendu apalagi yang ditambah meratapi nasib sebagai wanita yang bla bla bla…



Akhirnya pada suatu hari setelah lagu Betharia Sonata membuatku jemu aku mulai mencari hobi baru. Maka sampailah pencarian kita di tempat dimana air mengalir, suara gemericik yang merdu dan menyanyikan lagu syahdu. Sungai, kita menemukan damai bertahta di sungai pabelan kita. Tak bosan kita disana merangkai angan. Tak jemu kita mendendangkan irama lagunya. Disana pula kubaca surat cintaku, dan mencuri pandang wajah pujaan hatiku. Indahnya kasmaran, menunggu dentang lonceng jam makan siang dan tibanya saat sang pujaan melenggang dengan teman teman. Dari jendela Bagaskara kupandangi kehadirannya dengan ditemani kali ini lagunya Dina Mariana. Judulnya entah aku samar samar tak ingat lagi pastilah yang tidak jauh jauh dari kata jatuh cinta, kekasih hati dsb. Setelahnya aku akan memberanikan diri membawa gayung mandiku dengan berpura pura ke kamar mandi sekedar supaya bisa melihatnya lebih dekat lagi, menikmati senyum sapanya dan sesampainya disamping kantin bertukar surat cinta. O god forgive me, hambamu yang tak pantas masuk surga tetapi takut masuk neraka. Yang begini tidaklah bertahan lama karena cinta, cita-cita dan impian terkadang tidaklah berdampingan apalagi saling berpegangan tangan. Seiring dengan gugurnya bunga flamboyant, berguguran pulalah bait bait cinta dan kasmaranku padanya dihantam gelombang samudra dan angin puyuh berkelana dahsyatnya. Sirna….tamat riwayatnya begitu saja. Tanpa sempat meratap apalagi merangkai kata kata.



Sendiri lagi aku kembali kepada pena dan buku teman setiaku. Lupakan saja tak kan mungkin menyamai kecepatan hapalan diluar kepala Nina Nurmila aku mencoba menata serpihan kata cintaku. Tak usah lagi merasa cemburu dengan keindahan seorang Ida Munawaroh atau mencoba menyamai langkah Yuni Misri Fatra dllnya. Lupakan itu semua dan mencoba menjadi diriku sendiri. Maka yang ada adalah aku dan sepi, sendiri ditemani pena dan bukuku yang selalu kubawa kemana aku pergi. Hingga pada suatu hari aku mendapatkan kesempatan untuk mendaftarkan diri sebagai pramugari supaya aku dapat sekali lagi terbang dan pergi lagi. Terima kasih untuk temanku Ida Munawaroh yang sudah meminjamkan bajunya sehingga aku bisa berani merasa indah dan berhasil lulus ujian seleksi. Ke Jakarta aku pergi dan kali ini langkahku tak lagi terhenti. Entah benar atau tidak tapi sewaktu kartu tarotku dibaca di marlioboro katanya aku laksana burung yang terbang tinggi….(merpati)

Pada suatu hari diPabelan, disanalah aku mulai menulis dan menulis yang pada akhirnya entah untuk berapa lama aku lupakan. Terima kasih Yuni untuk bersedia memintaku kembali merangkai kata dan bercerita. Suatu hari nanti ceritaku ini akan aku lanjutkan….



Bangkok, 25 Juni 2009.

Raista

Label:

Rabu, Agustus 26, 2009

Bapak-bapak yang Baik

Farid hakim sebagai guru teladan dan berprinsip rajin pangkal pandai. begitu juga dalam berkeluarga, buah dari prinsipnya membuat hidupnya bahagia dengan 4 putra-putrinya. Anak-anaknya lucu-lucu, dan kalau dari fotonya terlihat, betapa Farid jadi ayah yang baik dan menyenangkan.Lihat tuh senyum ceria anaknya.

Alfan Firmanto juga tak kalah baiknya, sudah 3 kan Fan? dari gayanya sudah pasti jadi sosok ayah yang menyenangkan. Aduh anak-anaknya menggemaskan, sueger-sueger dan imut kayak ayahnya. Kata salah satu sumber, orang yang nggak akan pernah tua adalah Alfan. Sukses dan tetep jadi ayah yang mengasikkan ya.


Miftah Syarif disudut Riau sana, biasanya kan like father like son, ini like father like daughter. Sama lucu dan menggemaskan...maksudnya juga sueger-sueger, keduanya mirip balita. Padahal pak kyak almukarram Miftah ini sudah jadi kyai besar dengan pesantren besar juga yang dpimpinnya. Tapi senyum tulus dan wajah damainya mengesankan Miftah adalah bapak yang juga luar biasa. Setuju kan?

SIAPA YANG MAU BESANAN AMA MEREKA???? :)

Happy family and happy daddy untuk semua!!/yun

Label:

Senin, Agustus 24, 2009

Bunda Kak Sidik Sakit

Mohon doa atas ibunda kakak kita M. Sidik (guru Pabelan) sejak awal puasa sampai sekarang dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta (Elisabeth lt. 4 ruang isolasi no. 414). Mudah2an bunda beliau segera sembuh dan kembali sehat seperti sedia kala, Amin Ya Rabbal 'Alamin.. (f)

Label:

Minggu, Agustus 23, 2009

Ketika (pe)nari pendet diperebutkan

Siapa yang tak kenal wajah 2 ananda ini? coba perhatikan dengan mengingat-ingat wajah ibunya. Ananda Vidia dan Opie adalah ananda dari artis Pabelan, Fatra, yang keduanya kini jago menekuni tari Bali. Dengan waktu singkat berbagai level di kebut. Waktu reuni Angera dan alumni beberapa saat lalu, yang hadir pasti bahagia bisa menyaksikan langgam indah tariannya.

Ketika Indonesia sedang berebut tari Pendet dengan Malaysia, untuk kesekian Malaysia dianggap mengklaim budaya Indonesia ; reog dan lagu rasa sayange, maka memelihara budaya melalui karya anak 2 kita adalah bentuk nyata untuk mencintai bangsanya. Jadi buat mereka yang mau beracara, kayaknya seru tuh kalau Vidia Opie pas punya waktu kita undang. Anak siapapun adalah anak kita, dan kita wajib bangga. Lanjutkan nak.../yun

Label:

Jumat, Agustus 21, 2009

Selamat Puasa

















Seiring datangnya bulan Ramadhan 1430 H,
Angera mengucapkan:

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA
Mohon Maaf Lahir Batin
Semoga Amal Ibadah Kita DiterimaNya
Amin.......(f)

Label:

Rabu, Agustus 19, 2009

Gado - Gado Betawi



















Gado2 Betawi memang terkenal kelezatannya. Ketupat, sayur2an lengkap, telor, kerupuk dengan bumbu kacang n mete gurih manis pedas membuat siapapun akan tergiur. Kenikmatnya mirip dengan pertemuan (9/8/09) selama ini yang merupakan gado2 antara kangen2an, obrolan santai dan canda-tawa. Para hadirin sepakat bahwa pertemuan tak dibebani dengan hal apa pun kecuali hanya silaturrahmi. Dengan karakteristik ini pertemuan akan selalu dinanti2 anggotanya (Ikpp Yk) sebagaimana yang telah berjalan kurang lebih dua puluh tahunan ini. Jika dari silaturrahmi menghasilkan sesuatu (yang bermanfaat tuk siapa pun) mungkin itu bonus. Terima kasih tuk tuan rumah (Pak Rajasa dan Mbak Mang), gado2 Betawinya uenak tenan. (fatra)

Label:

Selasa, Agustus 18, 2009

Inna Lillah lagi: Ibunda kak Nawir.

Barusan ada sms : " Inna lillahi wa inna ilahi rojiun. Telah meninggal dunia ibu dari mas Nawir, pemakaman besok pagi Rabu 19 agt 09, jam 10 wib (Mulat Baturetno).

Berita ini sedang dicoba untuk di cross chek .

Kalau berita ini benar, atas nama alumni ikut berduka dan berdoa. Semoga kepergian ayahanda dan ibunda yang bertubi-tubi ini tetap membuat sabar. Rupanya ayahanda dan ibunda kak Nawir ditakdirkan untuk menjadi pasangan abadi, setia dan semoga khusnul khotimah. Amin/yun

Label:

Minggu, Agustus 16, 2009

ULTAH INDONESIA













Sebagai warga Indonesia
yang cinta Indonesia,
yang masih punya degup kencang saat lihat merah putih berkibar perkasa,
yang masih penuh tawa larut dalam hiruk-pikuk ultah Indonesia di kampung dan desa,
dengan penuh khidmat, Angera mengucapkan:
SELAMAT ULANG TAHUN INDONESIA KE - 64
Semoga kelak makin makmur - sejahtera,
merdeka dari kemiskinan yang terus mendera,
bersih dari korupsi yang meraja di mana-mana,
aman, tentram, damai sentausa
menjadi negara impian kita
Amin Ya Rabbal Alamin... (f)

Label:

Kamis, Agustus 13, 2009

Penampakan di Gate 5




" di bandara, aku lihat banyak turis dari sahara, ada rasa nyeri di sela igaku"
Gara-gara status di FB gadis lugu diatas..sesorang alumni enterprener yang lalu lalang nusantara tulis comen di bawahnya: " jeng yunche, ente lg di airport cengkareng? aku juga lagi ada di cengkareng, di Gate F5, mau ke Balikpapan".
Habis itu cowok gaya ini nelphon, dan salah satu mendekat..wkkk...wakkkk...wkkk...ternyata ustaz Maman Fauzie sedang di suatu sudut dengan segala perlengkapan jadi team sukses Pilkada di Kutai Kartanegara Kaltim. Sementara gadis desa diatas mau ke Medan, karena ada acara untuk pertemuan paralegal. Sambil ketawa doi bilang " makanya apa-apa jangan di taruh di status FB....kelacak lo"!.
Akhirnya langsung fota-foto jenaka dan langsung diupload saat itu juga.
Doi cerita sekalian habis antar mamanya yang mau ke Perth untuk kelahiran ponakan-nda.
Salam kompak dan luccuu...
Gate 5 mempertemukan silaturahmi.
Karena terlambat, malah saling sharing makanan pula... seerruuu..
/yun

Label:

Rabu, Agustus 12, 2009

Oh, Sungai Mbelan...




Oh Sungai Mbelan..
Tempat main kita
Dari awal santri, sehingga selesai
rasa batin...damai dan sentosa
diantara riak dan bebatuan

Oh Sungai Mbelan..
engkau berjasa
pada santri yang tak melupakanmu

kadang pagi atau petang
Kita beramai ke sungai
mengambil batu-batu di sana
untuk bangunan pondok

wahai sungai pabelan
laksana intan berlian
yang penuh dengan kenangan
oh sungaiku....rin...du...ku....
(nuri)

Label:

Selasa, Agustus 11, 2009

silaturahmi di Pekanbaru 2

Membaca komentar Pak Rajasa di artikel Reuni di Pekanbaru, mempertanyakan kabar Uus dan Yasrib, saya langsung menulis ini. Tadinya mau saya jawab di komentar saja, tetapi rasanya nggak adil. Ternyata setelah saya reunian dengan Kak Agus, Uus juga sempet reunian juga dengan kakak si gagah perkasa mirip SBY (kata Yuni), tentunya tanpa pengetahuan saya. Karena itu, tak ada berita Uus sama sekali dalam artikel tersebut.
Senin menjelang maghriban, saya keluar sebentar dari kantor. Ceritanya mau cari takjilan untuk buka puasa. Pilihan saya jatuh ke jus pokat. Tapi bukan perut aja yang lapar, mata ikutan lapar. Saya lihat warung pecel Lele, wuih..rasanya enak banget makan nasi uduk. Sambil menunggu saya lihat2 buah durian yang dijual deket warung. Sedang berdiri, saya lihat seorang wanita lewat. Kelihatannya Uus nih, batin saya. Saya tatap terus si Uusnya sampai hampir tak ada jarak dengannya pas berpapasan. Lha..kok yang ditatap nggak lihat saya, gitu loh. Terlalu. Serius banget jalannya sampai-sampai nggak lihat saya. Emang saya orang asing apa. Hhe... Udah, saya diemin aja. Saya lihat terus sambil membalik. E..ternyata Uus berhenti di warung yang sama. Udah takdir kali ya, kami bertemu. Saya kagetkan aja si Uusnya dari belakang. Bener-bener kaget dia. Cuma sejenak, tawa kami pun sama-sama pecah. Ternyata Uus juga nyari takjilan.
Pas saya mau nyinggung soal Kak Agus (ceritanya mau minta maaf, karena dilupain), Uusnya langsung nyerocos kalau dia malah ikut nganterin Kak Agus sampai ke hotel dan menunggu Kak Agus mengurus urusannya di Kanwil Depag serta cerita bla bla bla. Gimana ceritanya kok bisa ketemu? Nggak taunya Miftah nyambangin Uus ke rumahnya dan membawa serta Uus nganterin Kak Agus sampai ke hotel. Saya nggak dikasitahu pertemuan mereka ini. Jadinya cerita reuniannya ya nggak ada Uus. ''Iya, saya udah baca blog. Tak pikir pasti Nuri nggak tahu nih,'' kata Uus.
Ya....begitulah Pak Raj, kalau Uus dan Yasrib baik-baik saja. Mereka aman tentram loh jinawi di Bumi Lancang Kuning ini dan di Kota Bertuah Pekanbaru.(nuri)


Label:

MARHABAN YAAA RAMADHAN.....ku ketuk pintu maafmu para sahabatku......


DOA MALAIKAT JIBRIL MENJELANG RAMADHAN :

" Ya Allah tolong abaikan puasa ummat MUHAMMAD apabila
sebelum memasuki bulan RAMADHAN dia tidak melakukan
hal-hal sebagai berikut :



1. Tidak memohon maaf terlebih dulu kepada kedua orang tuanya (jika masih hidup/ada).
2. Tidak bermaafan terlebih dulu antara suami istri.
3. Tidak bermaafan terlebih dulu dengan orang-orang sekitarnya."

Maka RASULULLAH pun mengatakan AMIN sebanyak 3 (tiga) kali.

"MOHON MAAF LAHIR & BATHIN"
(Misriaty logika & keluarga)

Label:

Senin, Agustus 10, 2009

BREAKING NEWS

 BREAKING NEWS..!! ATTENTION PLEASE!!
Mohon do'a yg sangat dalam dari teman2 untuk kawan kita WARNIATI.
Beliau saat ini lumpuh, kaki kirinya "patah" tdk bisa digerakkan, tdk bisa berdiri apalagi berjalan. Sekali lagi mohon do'a, semoga segera diberi kesembuhan oleh Allah SWT. Amin dan terimakasih.
Wassalam: Ulun (Ida Sy.)
Nb. Bagi teman2 di Bjm, silahkan maelangi sidin di Banua Anyar.


Label:

Minggu, Agustus 09, 2009

Reuni di Pekanbaru


Reuni kecil berlangsung di Ponpes Dar el Hikmah, tempat Miftah dan Meimun bersemayam (mengabdi maksudnya). Subuh--subuh di tengah kabut asap, Kak Agus Soleh sudah nongol di pondok. Kata Kak Agus, tahun 95-an, beliau sudah pernah datang ke tempat Miftah, tepatnya ketika Miftah masih bujangan. Dari hotelnya kak AGus naik ojek. Susah banget nyarinya. Maklum, pondok saat itu baru berdiri, keadaaan sekelilingnya masih sepi, jauh dari keramaian. Walau letaknya di pinggir jalan. Kata Kak AGus lagi nih, dia lama banget nyarinya, sampai muter-muter, nggak ketemu juga. Setelah dia bertekad kalau nggak ketemu lagi, dia kapok alias nggak mau nyari lagi. Ee..tenyata tekadnya jitu. Tak lama ketemu dengan yang dicari. Dalam hal ini, entah siapa yang keder, si tekad atau kak Agusnya. Hhee..
Kembali ke Kak Agus yang nyari pondok Miftah, Jumat (6/8/2009) kemaren. Kali ini Kak Agus naik taksi. Sangat beda dengan pengalaman dulu, sasaran langsung ditemukan. sekitar pondok Miftah kondisinya sudah bagus. Perkembangannya pesat banget. Dulunya hanya satu jalan, sekarang sudah dua jalan. Dan di depan pondok sudah berdiri dengan kokoh sebuah mal namanya MTC (Metropolitan City). Di sini juga bergabung retail terbesar GIANT. Artinya, pondok Miftah sudah mudah dicari dan berada di tengah-tengah pesatnya perkembangan kota.
Sayangnya, pas Kak Agus datang, kabut asap akibat pembakaran lahan sedang meliputi kota. Asap ini juga sudah menyebabkan pernerbangan terganggu. Kak Agus juga harus delay dua jam katanya karena asap tersebut.
Tapi semuanya tak menghalangi kami untuk bertemu dan melepas rindu. Kami bertemu di kediaman Miftah dan Meimun. Banyak topik yang kami bincangkan dari Pabelan ke Ciputat atau sebaliknya. Ditambah cerita keluarga. Oya, kebetulan kita juga mantan Ciputat, kecuali Meimun. Tamat Mbelan, Meimun langsung ke Pekanbaru. Karena takdir Miftah menjemput jodohnya di Pekanbaru. Padahal di Mbelan dulu belum ada tanda-tanda kalau mereka akhirnya berjodoh. Miftahnya dengan siapa...Meimunnya dengan siapa...(lho, ngelantur ya. Sorry lho Mun n Mif)
Kembali ke Kak Agus yang datang sebagai pejabat pusat ke daerah, sangat senang banget mendapat tugas ke Pekanbaru. ''Sewaktu saya dapat tugas ke Pekanbaru, langsung saja saya embat. Saya inget Miftah, inget Nuri ada di sana,'' aku Kak Agus dua hari sebelum berangkat. Waduh, Kak Agus..kami juga tak kalah senangnya bakal mendapat tamu pejabat eh keluarga pabelan maksudnya. Siapa pun itu, apapun jabatannya, ternyata ikatan alumni pabelanlah yang lebih kuat mengikat silatarahmi kita. (Setuju semua, ya).
Lagi asyk ngobrol, HP Kak Agus berbunyi. Panggilan dari temannya untuk siap-siap berangkat ke Batam jam 11 siang. Ya...mau tak mau perpisahan datang juga. Kak Agus langsung menuju hotel diantar Miftah dan Meimun serta si sulung Arina. Saya juga pamit karena harus ke kantor yang kebetulan lokasinya tak jauh dari pondok. Selamat Jalan Kak Agus, semoga berjumpa kembali di lain waktu. (nuri)



Label:

Kamis, Agustus 06, 2009

Penyanyi & Musisi



















Pondok Pesantren Pabelan (Magelang Jawa Tengah) tidak saja berhasil mencetak ulama/ kyai, akademisi, guru, aktivis, wiraswastawan/wati, wartawan/wati, dan berbagai profesi formal lain yang bertumpu pada otak kiri, tetapi juga mampu mencetak banyak seniman (aktivitas yang bertumpu pada otak kanan). Profesi seniman misalnya, pelawak, penulis skenario, aktor/ aktris, penyanyi, musisi dan lain sebagainya. Foto-foto di atas adalah contoh alumni yang memiliki talenta penyanyi dan musisi meski profesi mereka bukan di bidang seni. Dari atas, kiri ke kanan: Paling atas-kiri, Pak Rajasa (dosen) nyanyi diiringi oleh musisi Ilham M.Noor (wiraswastawan) sekalian nyanyi, mbak Eva (guru dan mubalig di Semarang) nyanyi, diiringi mbak Mimin (isteri kak Fajar), juga pak Fandi (aktivis), mbak Istiatun (jg aktivis), dan kak Arif (guru dan mubalig) nyanyi sambil main gitar bersama permainan organ Ilham.
Penampilan mereka oke punya tak kalah dengan artis2 beken, hanya saja belum diketahui produser. Lihat saja Pak Rajasa dan mbak Eva yang selama ini kita kira selalu serius, ternyata seniman banget, begitu juga dengan yang lainnya, mantap abis. Kalo Ilham sih memang kita kenal sebagai anggota Band ngetop Pabelan /Capelin. (fatra)

Label:

Rabu, Agustus 05, 2009

Yang Riang Dari Semarang

Ingat Ida Miftahiyah yang imut kecil? Sekarang sudah besar :). Ida adik kelas Angera, asalnya dari Semarang geser dikit ke barat alias Kendal. Ida belum lama bersibuk hampir jadi caleg dari PAN, banyak menekuni bidang public relation and marketing. Sekarang dengan keluarganya tinggal di Serang Banten.












Ingat Maya (Maria Qibtia) dari Semarang? Walaupun sudah berhadiah 4 juniors, tetapi masih cantik dan imut. Apalagi dengan gaya navy begitu, tambah keren aja. Atau jangan-jangan ini bala tentara yang mau ikut perang di Semarang?










Kalau yang ini tak usah diperkenalkan....seorang balita yang punya 3 orang balita juga. Semua imut imut pintar-pintar sehat-sehat dan soleh solehah kecuali yang baju merah kayaknya :).

Jadi kesimpulannya walaupun Semarang airnya asin, banjir melulu, macet, panas, berdebu..rupanya banyak mutiara didalamnya./yun

Label: ,

Minggu, Agustus 02, 2009

Ati dan Kenangan Pabelan



























Tentu kita masih ingat dengan Ati / Armiyati Hanggi, alumni/ adik kelas asal Manado. Siapa sangka kini anak sulungnya telah beranjak dewasa dan menjadi gadis cantik nan anggun. Ati yang dikaruniai 2 puteri ini tetap seperti dulu, manis dan ramah. Di sela mengurus gadisnya masuk kuliah (teknik di sebuah Universitas swasta Yogya), Ati ngontak teman2 dan sempatkan ke Pabelan. Sebelum nyampe Pabelan, Lili arahkan mobilnya ke warung bakso kenangan "Mekar Sari" Muntilan (yang rasa bakso dan es dawet/kelapa muda tetap khas). Setelah perut kenyang oleh makanan Mekar Sari, mobil meluncur ke Batikan kemudian mampir ke warung nasi rames Batikan, tapi sayang kini berubah menjadi bengkel. Setelah Ati merasa cukup puas melihat suasana Batikan, mobil melaju menuju Pabelan. Saat kaki menginjakkan tanah Pondok, air mata Ati menetes. Entah perasaan apa yang berkecamuk di hatinya. Mungkin senang, rindu, haru atau semua cerita lalu seperti hadir kembali, setelah ia tinggalkan selama 20 tahunan. Ati bersilaturrahmi dengan Bu Nyai Ulfah dan Kyai Najib kemudian berkeliling Pondok (asrama puteri dan putera). Belum hilang rasa kangen, matahari mulai menyembunyikan diri, seperti memberi tanda bahwa tempat tercinta ini mesti ditinggalkan. Ati melambaikan tangan dan berucap pelan ".... Pabelan.. kenangan...". Pabelan memang tempat segala kenangan.. (fatra)

Label: