Toko Koperasi...

Toko koperasi menjadi tempat super penting bagi santri tuk belanja macem2,
mulai dari keperluan sekolah sampe keperluan sehari2 lain.
Tempat yang kecil, sederhana, angin semilir (karena banyak angin keluar masuk lewat kawat2),
waktu berkunjung yang dibatasi/ terjadwal (sesuai jam yang dijadwalkan) gak menyurutkan santri tuk berduyun2 ke koperasi. Apalagi kalo guru sudah menentukan kitab
yang harus dibeli, padahal buku itu hanya ada di koperasi, so pasti berdesak2an jadi
pengalaman biasa. Kasian si penjaga koperasi (santri yang diberi tanggung jawab oleh Kyai tuk mengelola koperasi) kewalahan, bingung siapa yang musti dilayani duluan. Kadang yang datang duluan malah terdepak ke belakang, kalah sama teman yang datang kemudian yang bisa berada di depan karena tubuhnya besar tinggi.. Si penjaga koperasi cuma bisa mendengar suara kayak aneka anak piyak: "buku balaghoh kelas 3 mbak!", "muthala'ah kelas 2 mbak!", "pulpen mbak!",
"penggaris mbak!","mbak..!", "mbak....!", mbak.....!"

Nampak foto atas, mbak Baroroh lagi jaga koperasi.

Foto bawah, desak jejal bocah2 santri. Ada wajah2 yang masih diingat?
Tampak kakak kita mbak Ange (Animar asal Jakarta), mbak siapa lagi...? /f

Tiga...

Tiga ustadzah manis cantik, mbak Mang (Maria), mbak Dati dan mbak Hera
siap2 masuk kelas di gedung Alamsyah. Sebelum masuk ruang kelas
mumpung pagi2 masih rapi segar, gak salah kalo berdiri bentar di halaman
tepat depan ruang garasi bawah pohon kapuk (yang juga dijadikan ruang kelas).
Mereka melihat n ngawasi adik2 (murid2) yang masih berduyung2 menuju ruang kelas.
Tak dinyana gak tau dari mana ada kilat silau lampu kamera yang ternyata jadi foto ini..Tiga murid yang namanya berinisial y, m dan f (?) tiba2 mendengar pelajaran kosong,
membungkus alasan setengah masuk akal sehingga berhasil dapat izin pergi ke Muntilan.
Nyampe Muntilan tiga murid yang masih mengenakan pakaian seragam ini
menyalurkan bakat makan bakso favorit trus ke Toko Pemuda beli orson n aneka makanan,
gak lupa acara berfoto-ria, tepatnya di teras belakang studio foto Pemuda.
Tampak foto: tiga murid berpose dengan wajah lesu murung,
entah apa yang berkecamuk di dalam pikiran ketiga anak ini.. /f

Di Rumah mbak Ida Siyana

Seperti biasa
acara pertemuan IKPP Jogja
digelar tiap bulannya
dengan keistimewaan berbeda
tuan rumahnya mbak Ida Siyana
yang kini menjadi warga Jogja
yang siapkan hidangan aneka rupa
memasak sendiri dengan cinta
menyiapkan dengan ceria
dalam sajian spesial penuh selera
semua hidangan lezat menggoda
sampai habis ludes tak bersisa
alumni yang hadir (Minggu, 20/2/11) juga istimewa
selain anggota yang selalu setia
ada mbak Dewi Arfiani (Magelang) cantik jelita
mbak Uswah Semarang, mbak Afiati (Parakan) n sang suami kak Burhan juga ada
mbak Paping (Magfiroh), kak Saefuddin, kak Iwan n kak Amin Munajad hadir juga
lebur dalam persaudaraan n kegembiraan bersama
terima kasih n jazakumullah... tuk mbak Ida sekeluarga .... /f

Bertemu Mbak Intan...

Pulang kerja, magrib 2 Maret 2011
bu hakim (Lili) sebentar hela nafas
menyandarkan bahu lepas
letakkan kertas
berbagai tumpukan berkas
di luar dan dalam tas
kembali siap2 pergi bergegas
menuju mobil dan tancap gas..










menuju hotel mewah kota Jogja ini
temui mbak Intan istri Maman Fauzi
sebentar menunggu di lobi
tak lama muncul yang telah dinanti
bersalam-salaman hangat cipika cipiki
cerita2 trus menuju mobil kembali






Bu hakim mengajak pergi
ke sebuah rumah makan khas rakyat Jogja
nikmati menu tradisional Jawa
cerita2pun mengalir hangat penuh tawa
angin malam larut menyapa
Bu hakim antarkan tamu ke hotel dengan ceria
seolah kantuk belum menyapa
semangat ukhuwah menutupi letihnya
silaturrahmi dengan mbak Intan mengobati lelahnya..
Tampak foto (kika): Lili, mbak Intan & temannya sama2 dari Jakarta. /f