Minggu, November 08, 2009

Pohon-pohon itu




Flamboyan tempat menari angan
Melinjo tempat menggantung lonceng nasib
Beringin yg sabar menanti kematian
Ketika pohon kian membesar
Ketika pohon kian mengakar
Ketika pohon-pohon itu kian menua
Satu sejarahkah kita dg mereka?
By: Yc

Label:

11 Komentar:

Anonymous Anonim mengatakan...

yang ku tahu..pohon kenangan itu sudah ada dan membesar ketika kita di sana...

8 November 2009 pukul 18.20  
Anonymous Anonim mengatakan...

Sekitar 1974, bibit2 flamboyan ditanam oleh Kyai Hamam bersama-sama para santri. Saya merasakan waktu itu bgmana almarhum sangat peduli pada keindahan & kelstarian lingkungan......
Beliau langsung turun tangan membimbing kami, para santri, unt menjaga alam. Menanam, merawat, dan mencintai tanaman, termasuk flamboyan2 itu, adalah bagian dari sejarah pendidikan di Pabelan yang kami alami dulu./RM

8 November 2009 pukul 21.40  
Anonymous Anonim mengatakan...

wah sejarahnya cukup dalam juga ya. sebesar apa pohon flamboyan itu waku ditanam pak Raj? juga pohon-pohon unik yang deket kuburan yang menggantung lucu itu sekarang dibiakin lagi nggak ya setelah tumbang?/yun

9 November 2009 pukul 07.09  
Anonymous Anonim mengatakan...

Flamboyan menjadi salah satu dari beberapa icon Pabelan yg kita kenal, ketika th 82 Betapa terasa pohon itu menjadi penyejuk bagi penghuni kamar Ancient yg berada dibawahnya, dahannya yg lebat serta bunganya yg banyak hampir menutupi daun flamboyan itu sendiri, seperti musim gugur, tatkala bunganya jatuh berguguran hingga memerahkan halaman samping kamar, seiring pembenahan yg dilakukan, tak ada lagi kamar yg berada dibawahnya, tak terlihat lagi flamboyan yg segar subur & berbunga....kini hanya kegersangan yg nampak...Flamboyanku, mana pesona Mu yg lalu....AbiRizky

9 November 2009 pukul 09.54  
Anonymous Anonim mengatakan...

Bibit flmboyan itu setinggi 0,5M ditanam di pingir jln yg baru sj selesai dibuat. Lokasi itu dulu bukan jln umum, tetapi selokan dg jalan setapak yg kiri kanannya ditumbuhi pohon bambu. Kalau malam hari sangat gelap dan seram.
Oh, ya, tanah seantero pondok itu dulu miring tak beraturan semua. Ketika saya datang medio 1970, komplek itu masih didominasi pohon bambu dan semak belukar. Tapi dg kerja keras Kyai Hamam dan para santri, sekarang menjadi rapi, dengan trap-trap fondasi batu yg asri. Batu2 itu diambil dari kali Pabelan oleh para santri yang mandi di sana dan pulangnya membawa batu. Begitu setiap hari, pagi dan sore. Pada hari2 tertentu santri dan masyarakat bekerja bakti mengusung batu dan pasir hasilnya bisa dijual unt membiayai proses pendidikan.......
Para santri angkatan awal lebih banyak belajar sambil bekerja, belajar memecahkan persolan yg dihadapi sehari-hari dari pada masuk kelas. Lewat kerja itu Kyai Hamam dengan rajin berbicara; membombong, mengarahkan, mengoreksi, bahkan juga marah, demi menanamkan nilai2 kehidupan.
Saya lihat kakak kelas saya, angkatan Mas Komar sering kali masuk kelas pada malam hari karena siangnya sibuk 'bekerja'... Pemikir sekaliber Ivan Illich, ketika berkunjung ke Pabelan mengatakan 'this is the real Deschooling society'. Kamla Bashin menulis; Pabelan is not organisation but organism. Begitulah ceritanya. Mumpung sempat./RM

10 November 2009 pukul 08.48  
Anonymous Anonim mengatakan...

Mulia benar Usaha & Arahan yg
Al-Mukarom ajarkan....tidak hanya kepada santri tapi masyarakat pun dilibatkan, Amat Sangat Pantas kalau Beliau Menjadi Orang Besar, karena Pemikirannya bukan untuk diri pribadi tapi jauh kedepan dan untuk kemaslahatan Umat.... Allah Yu Barik Ilaihim.....amiiin, terima kasih untuk Ustadz Rajasa atas infonya.... rasanya masih banyak info yg belum tergali.. khususnya tentang sepak terjang & buah Pemikiran Al-Mukarom & Ma'had / AbiRizky

10 November 2009 pukul 10.42  
Anonymous Anonim mengatakan...

Pak Raj, luar biasa ceritanya. Yang saya terperanjat banget, Kamla Bashin pernah kesana? beliau kan tokoh feminis, bersama Nighat Said Khan mendefinisikan feminisme yang sangat diterima, khususnya untuk konteks Asia, dibanding feminisme yang beredar dan dipersepsi di barat. Menurut definisnya, feminisme adalah: sebuah kesadaran akan adanya penindasan yang dialami oleh peremuan dan berusaha memperjuangkannya (bisa laki dan perempuan artinya). Saya jadi terinspirasi, pingin minta pak Raj menulis tokoh-tokoh internasional dan nasional yang pernah hadir di Pabelan. Termasuk Suzan Blackburn, Mariet Van Hammel (tulisannya salah kali ya) juga kan? Cerita kehadiran tokoh-tokoh itu penting untuk rekaman sejarah dan menjadi "api" penyemangat untuk pabelan dan kita-kita semua. Ivan Illich, mereka ngapain aja disitu? Ditunggu. Via komentar atau via message FB saya juga bisa nanti saya upload dan saya cari foto-foto mereka. terimakasih pak Raj/yun

10 November 2009 pukul 21.08  
Anonymous Anonim mengatakan...

Pak Raj, luar biasa ceritanya. Yang saya terperanjat banget, Kamla Bashin pernah kesana? beliau kan tokoh feminis, bersama Nighat Said Khan mendefinisikan feminisme yang sangat diterima, khususnya untuk konteks Asia, dibanding feminisme yang beredar dan dipersepsi di barat. Menurut definisnya, feminisme adalah: sebuah kesadaran akan adanya penindasan yang dialami oleh peremuan dan berusaha memperjuangkannya (bisa laki dan perempuan artinya). Saya jadi terinspirasi, pingin minta pak Raj menulis tokoh-tokoh internasional dan nasional yang pernah hadir di Pabelan. Termasuk Suzan Blackburn, Mariet Van Hammel (tulisannya salah kali ya) juga kan? Cerita kehadiran tokoh-tokoh itu penting untuk rekaman sejarah dan menjadi "api" penyemangat untuk pabelan dan kita-kita semua. Ivan Illich, mereka ngapain aja disitu? Ditunggu. Via komentar atau via message FB saya juga bisa nanti saya upload dan saya cari foto-foto mereka. terimakasih pak Raj/yun

10 November 2009 pukul 21.09  
Anonymous Anonim mengatakan...

Flaboyan penuh kenangan jadi saksi bisu lirikan mata & langkah agak gmana gitu, grogi kali ya, bila brjalan di bawahnya mnuju kantin, seakan-akan jadi prhatian dari asrama kalpataru, GR niyee...

Yg Takan terlupakan adalah:
- Pohon Matoa dpan kalpateru
- Pohon Sawo Ijo samping dapur
- Pohon Rambutan
- Pohon Kelapa
Buahnya pernah dirasakan haha haha
(Abu Solor)

12 November 2009 pukul 13.55  
Anonymous Anonim mengatakan...

Pohon itu buat hati bergetar... (fatra)

20 November 2009 pukul 17.25  
Anonymous Anonim mengatakan...

Bergetar karna apa bu.......? jelaskan dgn tuntas....? AbiRizky

23 November 2009 pukul 08.47  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda