Jumat, Juni 05, 2009

Mbah TARWOCO,"Wah..Semarang kok panase koyo ngene yo Fudz??"....

"KENANGAN INDAH BERSAMA MBAH TARWOCO"

Setelah aku baca dan lihat foto Mbah Tarwoco aku ingat pernah ngerjain beliau. Saat itu (entah tahun berapa aku lupa) Mbah Tarwoco akan mengurus surat pengantar untuk izin penelitian syarat untuk pembuatan skripsi. Aku ajak mampir ke TPQ di Sampangan Semarang tempat aku dan Yasin mengisi kesibukan sekedar mengisi kekosongan waktu. Mungkin karena Mbah Tarwoco belum pernah bersinggungan dengan cuaca panasnya kota Semarang simbahpun mengeluh kepanasan dan tidak bisa istirahat (tidur] siang itu." Wah Semarang kok panase koyo ngene yo Fud" (Wah Semarang kok panasnya seperti ini ya Fudz) sambil menggerak-gerakkan kerah bajunya. Dengan santai dan ekspresi yang meyakinkan aku jawab :"Kalau pingin tempat yang sejuk, adem dan enak buat tidur, ayo ikut aku...bawa bantalnya sekalian.." Simbahpun menuruti apa yang aku sarankan dan mengikuti berjalan dibelakangku. Aku ajak simbah kesuatu tempat dibalakang bangunan TPQ (Taman Pendidikan Qur'an), dan rupanya Yasin paham apa yang akan aku lakukan. Sesampai ditempat yang aku maksud, aku ngomong kepada simbah yang mengikuti dibelakangku sambil membawa bantal :"Kunu yen arep turu neng nggon sing adem"(situ kalau mau tidur ditempat yang sejuk) sambil kutunjuk bak kamar mandi yang penuh airnya. Spontan simbahpun memukulkan bantal yang ada ditangannya kebadanku sambil berteriak ; "Bajinduuul..." Kamipun tertawa terbahak-bahak bersama...Huahahahaha.....
2009x....... Buat simbah Tarwoco maafkan aku ya...just kidding.....

by Noor mahfudz /
via Mys

Label:

8 Komentar:

Anonymous Anonim mengatakan...

sopo toh yang dimaksud "mbah" ? apa tarwoco temen kita itu ya? fatra

6 Juni 2009 pukul 11.40  
Anonymous Anonim mengatakan...

Sing bener den bagus tarwoco, mbok jangan pakai kata "mbah" to!, nyebut kok sak kepenak'e dewe wae... saya protes.. kurang sreg.

6 Juni 2009 pukul 15.17  
Anonymous Anonim mengatakan...

saya juga protes yg komentar diatas!karna yang protes cerita saya juga tidak pake nama dan inisial sesuai ketentuan angera!
(makasih angera sudah di muatnya cerita jadul saya,ini cerita murni saya dan saya ceritakan apa adanya,kalo memang di rasa tidak ada yang berkenan dengan cerita jadul saya tolong moderator di hapus saja.ini awal saya ikut nggabung tapi sepertinya sudah di buat panas dan saya merasa tidak nyaman.makasih mbakyu misri sudah bantu saya)noor mahfudz/NM

6 Juni 2009 pukul 15.54  
Anonymous Anonim mengatakan...

Lho, lho, nur mahfuz, ceritanya bagus kok. Beneran. Yang seperti ini yang kita tunggu. Jangan kapok dong....kami seneng banget NM bisa gabung nyumbang kisah-kisah lucu lagi. Terusin ya. Komen di atas itu cuma guyon, dibawa santai aja, ya. (nuri)

7 Juni 2009 pukul 17.28  
Anonymous Anonim mengatakan...

Ass.wrwb, apa kabar ka Nur Mahfud. Kalo ingat ka Yasin, pasti ingat nangka, rambutan dan juga klengkeng depan bagaskara hehehehe
(AbuBakar Solor)

8 Juni 2009 pukul 20.04  
Anonymous Anonim mengatakan...

Fudz, boleh dong tahu nomer contactnya Yasin,ya?
Aq ada kenangan lucuuu sama dia, dia berjasa bngt ke aq.
Ok. salam buat beliau

8 Juni 2009 pukul 20.07  
Anonymous Anonim mengatakan...

Mnrtku, ceritanya bagus kok, cuma kmrn aku sempat bingung aja dengan panggilan "mbah". Ku kira ada nama Tarwoco lain yang lebih senior. Sip tuk Noor Mahfudz. Ditunggu terus tulisan/ ceritanya. fatra

9 Juni 2009 pukul 15.10  
Anonymous Anonim mengatakan...

apakah tarwoco sudah punya cucu sehingga ia disebut dengan tambahan simbah? \muntajib

13 Juni 2009 pukul 23.52  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda