Kamis, Juni 04, 2009

Menengok mbak Syarif


Reuni kecil berlangsung di kediaman Mbak Syarifah Azma yang akrab kita sapa dengan Mbak Syarif, Senin 1 Juni 2009.Surprise banget saat ketemu. Memang sih agak manglingi juga. Kita tahunya dulu badan Mbak Syarif seger banget. Kemarin agak kurusan. Tapi senyum renyahnya tetap bisa kita temukan dan kita nikmati layaknya seperti dulu. Cerita punya cerita, Mbak Syarif ternyata usai menjalani operasi jantung. Walau begitu, ekspresi Mbak SYarif tetap ceria saat bercerita, seolah penyakit yang dideritanya itu sudah lama berlalu. Padahal, Mbak Syarif terus berobat jalan dan harus melakukan diet makanan untuk kesembuhannya. Banyak peristiwa lalu yang menimbulkan tawa Mbak Syarif. Dan itu juga menimbulkan bahagia bagi kami.
Mudah-mudahan dengan kedatangan kita ke sana, bisa memberi pencerahan hidup bagi Mbak Syarif. Karena -seperti diakui Mbak Syarif- obat hati (hati yang senang) jauh lebih manjur daripada obat-obatan medis. Kami juga berharap seperti itu Mbak Syarif, semoga Mbak cepat sembuh dan ceria selalu bagai masa lalu.
Mbak Syarif dikaruniai dua gadis cantik. Sayangnya kita nggak sempat ketemu dengan gadis sulungnya dan suaminya. Si bungsu hanya ketemu sebentar, karena pas kami datang siap-siap berangkat ke sekolah.


Proses pencarian rumah Mbak Syarif rada-rada susah juga. Karena hanya bermodalkan nomor Mbak Syarif yang didapat dai Piah. Karena kebetulan saya masih berada di Jakarta dan akan kembali ke Pekanbaru sore harinya, kita sepakat menemui Mbak Syarif. Untuk menghemat energi dan waktu, saya dijemput Yuni, Mbak Ikun dan Warni di Lebak Bulus atau diperempatan Pondok Indah. Sekitar jam sepuluhan lewat, kami berangkat menuju Pondok Gede. Untung kami punya supir yang nekat sehingga bermodalkan keberanian siap mencari alamat Mbak Syarif. Clue pertama di Jalan Raya Asrama Haji. Dari sini barulah menelpon Mbak Syarif minta petunjuk kemana lagi. Kami disuruh mengikuti angkot yang katanya melewati rumah Mbak Syarif. Entah berapa kali supir kami (Yuni) berhenti untuk bertanya. ALhamdulillah, akhirnya ketemu juga. E....ternyata kalau dilihat letak rumahnya Mbak Syarif sangat mudah menemukannnya, karena tepat berada di depan fasilitas umum, SDN Jati Rahayu, Pondok Gede.(nuri)

Label:

8 Komentar:

Anonymous Anonim mengatakan...

ir, begitu panggilanku untuk mbak syarif ketika di Pabelan dulu...
Semangat terus ya ir...selalu ceria, semoga cepat sembuh. syafaakillah..amiiin..../CECEP

4 Juni 2009 pukul 08.14  
Anonymous Anonim mengatakan...

ketika menjadi petugas bulis, Ana, Fauny & Nurcholis bertemu dgn mbak Syarifah Azma, yg kita beri julukan dgn " Siti Muhamad " saat itu baru keluar dari kamar depan kolam kunci, sambil lewat Ana bertanya " Mbak ada santri yg nganggur? " tanpa memberi jawaban, hanya senyum saja yg terlihat dari bibirnya, dan kenangan itu masih saja melekat walau sudah berpuluh tahun, SEMOGA LEKAS SEMBUH YA MBAK, YAKIN AKAN ALLAH, YANG MEMBERI KESEMBUHAN. HAMAM A.

4 Juni 2009 pukul 14.46  
Anonymous Anonim mengatakan...

Ketika peluncuran buku, saya ketemu, agak kaget, dan sempat bertanya pd Mbak Syarif; 'Kok agak kurusan, sakit ya?' Dijawab dg senyum... masih seperti dulu. Oh, baru tahu ternyata sakit beneran. Semoga lekas sembuh. Doa...doa terus kita panjatkan unt kesembuah Mbah syarif.
Mbak Ikun sehat, kan? Bgm dg Yuni, Nuri? yg satu siapa ya? Rajasa

5 Juni 2009 pukul 17.38  
Anonymous Anonim mengatakan...

Alhamdulillah Pak Raj..berkat doa bapak kami sehat walafiat. Mudah2an bapak sekeluarga selalu dilimpahi Allah nikmat sehat. Yang bapak tanyakan itu adalah Warniati dari Kalsel, angkatan ANgera juga. Dia juga sakit dan sedang berobat di rumah Mbak Ikun. Kita dakan ya Pak, agar semua yang sakit disembuhkan Allah. Amin.(nuri)

5 Juni 2009 pukul 18.35  
Anonymous Anonim mengatakan...

Asyik banget, ketemuan n kangen2an. Berarti waktu Yuni ku telp hari senin tgl 1 juni tu lagi nyetir n lg bareng nuri, warni n mbak ikun to? hehe. Tuk mbak Syarif, moga cepat sembuh n kembali sehat, amin.. fatra.

6 Juni 2009 pukul 11.48  
Anonymous Anonim mengatakan...

Sory, saya gak cermat baca Angera, lihat dr foto sj memang pangling. Smoga lekas sembuh, Warni.
Ternyata 3 kawan dekat kita, alumni PP, Syarif, Warni, dan yg lebih dulu,kini ketua Yayasan Wakaf Pabelan, Pak Bahtiar, telah berjuang dg gigih melawan kanker. Alhamdulillah, berhasil.Kalaupun msh ada sedikit yg belum tuntas, itu hanya soal waktu, semuanya pasti... pasti akan bablas... blas...blaaaaaas.
Kita yakin itu.
Salut u mbak Ikun, jg Yuni n Nuri. Yuk, semuanya terus saling support./Rajasa

7 Juni 2009 pukul 07.34  
Anonymous Anonim mengatakan...

Buat Fatra...iya nih, ikam nelp pas lagi bingung cari parkir dijalan satu arah dan hanya satu jalur sempit, jadi blkg kita beberapa mobil nunggu. Ikam harus minta maaf sama sopir-sopir angkot itu... he..he....

Buat pak Raj, setuju..semuanya akan bablas penyakitnya, insya Alloh, berdoa sama-sama biar perjuangan mereka tak sia-sia. Kalau mak Syarif sakit jantung dan pakai alat pacu jantung. Semangat hidupnya jg luar biasa, dan katanya obat-obatnya adalah temen-teman semua.
Salam: yuni-yunche-yunich (che, ch dari chuzaifah, tp bhs belanda che artinya kecil).

7 Juni 2009 pukul 09.35  
Anonymous Anonim mengatakan...

Kalau dg hitungan detik Aceh bisa luluh lantak,yogya bisa rontok...., dlm hitungan detik juga penyakit itu akan sembuh atas ijin ALLAH....., yakin sembuh saudaraku.....@S

8 Juni 2009 pukul 10.02  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda