Senin, Oktober 05, 2009

Masih di Bulan Syawal...

Kamis 1/10/09 sekitar pukul 19.00, guru2 Pabelan memenuhi Empire XXI Yogya. Ternyata mereka nonton bareng dengan produser film "Ketika Cinta Bertasbih 2", Kaerul Umam (kebetulan tim angera beruntung dapat tiket gratis). Rupanya produser memberi 30 tiket, so pasti guru2 tak melewatkannya, karena di film itu selain ada almamater, ada juga keterlibatan mereka (lumayan jadi artis... keren banget). Ngajar tuk Pondok tercinta adalah tuntutan, kewajiban dan pengabdian.., tetapi bersantai-ria sejenak melepas lelah, juga adalah kebutuhan... Nampak Bu Nyai Ulfah dengan beberapa guru (yang berhasil dijepret angera).















Selain acara nonton, Yogya menjadi semakin meriah, karena tadi malam kedatangan tamu Jakarta: kak Muh. Ramli (NTT, angkt 77), biasa dipanggil "kak Ram" (suami mbak Umi/NTT, alumni angkt 80, betul gak?). Kakak kita: Fajar, Arif Prajoko, Ilyas, Andung n Ilham sempat bersilaturrahmi dengan beliau (di rumah kak Fajar). Sebelumnya kakak2 kita juga bereuni kecil dengan kak Jamal asal Bandung yang kebetulan datang ke Yk. Meski reuni kecil tanpa foto, tapi tak mengurangi keistimewaan bulan Syawal yang penuh barokah... (f).

Label:

7 Komentar:

Anonymous Anonim mengatakan...

Mohon klarifikasi. Pertama, acara yg dimaksud di-upload pada hari Senin, 5 Oktober. Peristiwa yg diberitakan (guru2 Mbelan nonton Ketika Cinta Bertasbih 2) sesuai teks yg tertulis adalah hari Kamis, 4 Oktober. Coba deh dicek lagi, 4 Oktober bukanlah hari Kamis tapi hari Minggu. Kalau memang acaranya hari Kamis, mungkin tanggal yg bener adalah 1 Oktober. Kalau memang acaranya tgl 4 Oktober, mungkin hari yg bener adalah hari Minggu. Kedua, bener2 amat sangat disayangkan sekali bahwa nama pondok pesantren Mbelan sama sekali tidak muncul dalam Ketika Cinta Bertasbih 2. Kalaupun ada suasana Mbelan dalam film tersebut, hal itu hanya diketahui oleh santri/alumni dan masyarakat Mbelan/sekitarnya. Jadi masyarakat umum tidak tau kalau ada fakta yang sengaja dipalsukan. Hal ini tentu saja berbeda dengan film Al-Kautsar yg dibintangi oleh WS Rendra, sebuah film yg punya kekuatan magis dan menyedot jiwa dan ragaku sehingga mau nyantri kepada Pak Hamam. Siapa yg bisa kasih jawaban atas dua masalah tersebut ya, khususnya masalah nomor dua yg aku ajukan. Terima kasih banyak atas jawaban yg disampaikan dan mohon maaf jika komentarku ini secara tidak sengaja menyinggung perasaan alumni Mbelan dan mumpung masih ada sisa-sisa lebaran maka aku pun mohon maaf lahir-batin jika ada kesalahan.

by masdar wong wonosobo

5 Oktober 2009 pukul 12.25  
Anonymous Anonim mengatakan...

usul wong wonosobo mantap, kita semua setuju. Ada segurat kekecewaan setelah nonton KCB2 ternyata nama pondok tak terlihat. Tapi mungkin ada maksud tertentu dibalik itu semua yang menyebabkan kita bisa maklum. kalau ada yang bisa menerangkan soal ini, bagus banget.
-untuk fatra maniezz, enak ya jadi reporter angera, dapet tiket gratis. kalau nggak diajak, ntar nggak ada yang memberi laporan...maaf ya kalau salah..peace..(nuri)

5 Oktober 2009 pukul 17.02  
Anonymous Anonim mengatakan...

Terima kasih tuk mas Masdar. Bener, tanggal 1/10/09. Sori, maklum udah tua.. Brsn ku kureksi. Trims banget. Tuk pertanyaan no.2, aku gak tau. Mungkin bisa langsung ditanyakan pihak Pondok. Bu, udah nonton blm? Buruan, lucu banget lo filmnya. Ada guru2 yang jadi artis.. (fatra)

6 Oktober 2009 pukul 16.08  
Anonymous Anonim mengatakan...

kawan-kawan,
ingat film al kautsar, ingat temen lama (sekitar 1977-1980)yakni : PURBA YUNIOR, seingatku, beliau dari dan menetap di Padang Pariaman, beliau mendirikan pondok al kautsar,
benarkah demikian ?
tolong informasikan keberadaan dan keadaannya, makasih

7 Oktober 2009 pukul 21.58  
Anonymous Anonim mengatakan...

pertanyaan tentang PURBA YUNIOR tadi,
dari saya (ilyas)

7 Oktober 2009 pukul 22.01  
Anonymous Anonim mengatakan...

masalah nama pondok kita tercita Pabelan tidak muncul di film itu karena KCB diangkat dari satu cerita nofel karya habiburrahman.
film dibuat seperti cerita novel itu yang nama pesantrennya memang bukan pabelan.
ayo mas masdarwong bikin novel yang bagus dan didalamnya ada cerita tentang pabelan. kalau difilmkan pasti nama pesantrennya disesuaikan.nuwun
nuruddin

12 Oktober 2009 pukul 20.38  
Anonymous Anonim mengatakan...

Mas Masdar Wonosobo
Yaa Tepuk BeeePeee

(Abu Solor)

19 Oktober 2009 pukul 20.35  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda