Rabu, Maret 25, 2009

Ngepel Emperan: "Iqob" jajan diluar

“Kruyuuuukkk…kruyukkkk” bunyi perutku meronta kelaparan saat pramuka sore itu. Rasanya lihat muka mbak Pembina sudah seperti Supermi, pisang goreng atau burjo. Begitu usai, langsung mereka-reka kepala, enaknya makan apa ya? Opsi tidak banyak!! Biasanya cukup ambil air panas yang kekuning-kuningan di dapur untuk merendam mie instant. Caranya mudah, cukup tuang air dalam bungkus indomie, ikat dan tunggu mie melemas lunglai tanda siap diserbu!. Kalau mau lebih sensasional tambahkan telur rebus yang dibejek-bejek. Kalau mualas merajalela, cukup remas-remas mie tanpa air, campur dengan bumbu dan kunyah sambil membayangkan sedang makan chip krispi. Kalau mau tawakkal ya harus sabar nunggu sampai bel rel kereta berdentang siap makan malam.

Sore itu entah kesambet apa, dengan keberanian bak serdadu US di Irak, bergandeng dengan beberapa teman (salah satunya bu kaji Solehah) mengendap lewat samping Bagaskara nuju arah ruang tamu. Di jalan berhenti sejenak bingung mau ke bu Badar atau ke kanan nuju arah rumah pak Roni? Karena patuh sama Hadist yang bilang kalo bingung, pilih arah kanan! Terjadilah!! Kami belok kanan, menyelusur belakang Kalpataru, lewat depan penjahit pak Rapi lalu depan pak Roni yang khas dengan kacamata tebalnya... lalu terus...lurus... sampai ketemu pertigaan dan yappp!!! kita dapat warung gorengan dekat-dekat situ.
Persis seperti tukang becak, tangan lincah meraup isi piring... lhapp.. lhep..lhap..lhep aihhh sedapnya! Nggak keingat sama sekali etika petitah petitih ajaran kyai soal makan yang benar. Yang penting bagaimana makanan segera melaju masuk. Sedang seru-serunya makan serasa di kafe tepi pantai genit Malaga, tiba-tiba terdengar suara langkah mendekat ....

Tenang dan pasti!!! 3 orang pendamping (salah satunya mbak Mstyh) muncul seperti penampakan. Mereka diam...tidak berpatah kata sehurufpun, tapi sibuk memindahkan huruf nama-nama kami dalam kertas mereka dengan mimik bangga menang. Mata mereka tajam seperti nemu mangsa! Kami pucat terbungkam, bingung, kunyahan tempe goreng yang dimulut kami, entah mau diapakan... Pasrah bongko’an pokoknya! Kami segera berdiri gemetar dan jalan kuyu malu digiring serdadu para pengurus yang berbusung dada seperti habis nemu Saddam Husein!

Asyar menuju maghrib adalah detik-detik lambat yang mendebarkan… “masak iya kami harus dipanggil ke Masjid? Itu vonis yang paling menakutkan…”, bisik lirih ketakutan kami. Jalan menuju Masjid jelang maghrib jadi khusyu’, kami ndemimil bergandengan berdoa moga-moga mike masjid rusak, atau qism i’lanat (bag pengumuman) jadi bisu mendadak sampai Isya’, atau semoga seluruh santri urung berjamaah, biar masjid kosong… Ah, mustahil itu!! Pasrah sajalah... Tapi rupanya do’a kami seperti terdengar, pengumuman luput menyebut nama kami! Lolos sejenak bisa berhela nafas. Tapi rupanya selepas isya’ kami disidang.
Bersila berhadap-hadapan sidang dimulai. Jiwa ngeyelku keluar saat ditanya kenapa jajan diluar? Aku mendebat layaknya lawyer profesional tapi dengan nada sopan.
“ mbak...kita kan bosen jajanan kantin itu-itu terus. Lagian kenapa sih kita dilarang jajan diluar?”.
“ Itu kan pelanggaran !! jajan diluar itu jelek, untuk mencegah santri biar nggak hutang sama orang kampung”.
“ Lho mbak..saya nggak hutang..malah menguntungkan orang kampung!”.
Pendamping dengan muka jaga wibawa bertahan dengan argumen baru..
“ Banyak juga yang pertemuan di rumah orang kampung sambil pura-pura jajan diluar”
“ Tapi mbak...Saya dan temen-temen sama sekali enggak pertemuan kok...”
“ Pokoknya itu pelanggaran!!”
Dalam hatiku berontak...kenapa kok larangan tidak pakai alasan yang logis? Tapi karena kepatuhan dalam pondok itu wajib..aku cuma bisa diam dan bikin analisa sendiri soal ekonomi politik larangan jajan diluar dan membayangkan sekelebat wajah perempuan setengah baya yang jarang senyum.
Yang jelas pendamping memvonis kami menghafal juz’amma (yang ini aku suka) dan ngepel emperan gedung Alamsyah yang notabene asrama anak baru, padahal kami sudah kelas 3. Malu sekali!! tapi mau dikata apa?
Hari-hari berikutnya..sempat alim nggak jajan diluar beberapa saat....tetapi tidak berlangsung lama. Karena secara diam-diam kami kambuh jadi pengunjung setia mbak Cantik untuk menikmati lotek, atau ke bu Burjo belakang rumah Anwar yang wangi jahenya sedap sampai pelosok Purwodadi. Selain itu, layaknya clubbing..kami rutin minum jamu di dapur bambu bolong-bolong milik bu jamu, ingat betul wajahnya yang miring tapi beraura ayem tentrem. Belum lagi kami juga sering menikmati rujak perempatan yang pedasnya bikin lidah cepat hafal Mahfudlot dan Muthola’ah!.

Jajan diluar ini pelanggaran yang aku pribadi merasa takut tapi kenapa tidak merasa begitu bersalah ya??. Apalagi aku tahu persis pak kyai sering dikenal sebagai kyai dan pesantren yang ingin memberdayakan orang kampung. Masak kita membantu dagangan mereka laku kok nggak boleh...lalu mereka makan darimana? Begitu pikiran sederhanaku waktu itu. Dan pasti kalau orang tuaku tahu mereka juga akan maklum! Yang jelas aku bisa mempertanggungjawabkan. Berbeda kalau sampai aku dapat nilai jelek, melakukan pelanggaran moral atau tidak disiplin yang merugikan orang lain....aku akan merasa guilty banget dan pasti mengkeret seperti keong penakut....
Ahhh...itu masa lalu yang penuh warna!! Bandel saat muda itu asik dan perlu!! asal berprestasi dan tidak merugikan diri sendiri dan orang lain !!! Begitu sesekali kuceritakan sama anakku!! Bahkan kata ustazah teralim didunia Nina Mu'idah : "aku nyesal dulu nggak bandel". Jadi mahfudot itu benar adanya: " barangsiapa jajan bersungguh-sungguh, pasti dapat ganjaran (ngepel emperan) // yc

Label:

30 Komentar:

Anonymous Anonim mengatakan...

Mba' Mastoyah bergumam saat itu " lha wong Bagkem kok dilawan ! rasa'no saiki, untung ga disuruh nyapu didepan Nusa Damai / masjid ditambah tulisan jajan diluar yg digantung di leher " apa kata para arjuna kalo itu sampai terjadi ? rasanya belum kiamat tapi sudah mengalaminya, tapi itu kan dulu & skrg, dlm m'didik Vansa harus jujur terbukti dengan mematahkan bando di Depstore harus lapor ke SPG,BRAVO mba Yuni (AR)

25 Maret 2009 pukul 11.58  
Anonymous Anonim mengatakan...

hik4567....
BENUL yUN....eeehh BEtul....
dulu nakal...dulu bandel...dulu dulu dulu dulu...itu dulu....yang penting sekarang SHOLEKHAH...HIK4567/MS

25 Maret 2009 pukul 14.51  
Anonymous Anonim mengatakan...

Nggak nyangka juga nih yuni hafal tempat-tempat jajan itu. Perasaan hanya gengku yang suka jajan di luar, pokoknya dalam seminggu ada aja ke luar. Masih banyak yun tempat yang asyik buat jajan. Selain yang dikau sebutkan itu, ada juga miso/bakso deket kolam renang. Kalau dipertigaan yang yuni ketahuan itu, ada tukang pecel, enak banget. Saking enaknya hampir tiap hari kita ke sana sambil jjs (jalan2 sore). Wah pokoknya bandel itu memang enak, terlalu banyak yang dikenang. Dan nggak nyangka juga yuni pernah jajan di luar, ketahuan lagi. Makanya yun sering dong seperti kita, justru nggak ketahuan. Atau...mbaknya yang nggak sanggup ngelarang lagi. he..he...auk ah! Lupa!!!(nj)

25 Maret 2009 pukul 17.06  
Anonymous Anonim mengatakan...

Diantara kita ber-5 [Nj, Ftr, Yn, llk n aQ]yang lumayan gak banyak nglanggar n agak alim ya aQ ya Nur...hik4567
aQ kan termasuk yang "sholekhah"...
hik4567/MS

26 Maret 2009 pukul 11.35  
Anonymous Anonim mengatakan...

Wah AR nih kayaknya Ainur Rofik (mantan pacarku deh). Makasih dah pernah mengunjungi blog gangjambu. Btw, bu RT...itulah gak enaknya waktu itu. Orang menganggap aku rada alim, padahal mah dang-kadang atau sering nglanggar juga. Udah gitu mainnya kan ama orang Sholehah macam Nina Uus bu kaji(yangngaku sholehah), jadi orang pikir emang aku alim. Tapi diantara mereka-mereka amangaku yang kadang nekad nglanggar..terutama jajan diluar. Kalau nglanggar laen macam pertemuan..aku emang gak pernah...pacaran monyetku cukup dengan semaphore.

26 Maret 2009 pukul 12.30  
Anonymous Anonim mengatakan...

Ya, dulu itu temen2 yuni yang alim semua. Pengurus OPP, bakem lagi. Makanya surprise aja, ada pengalaman yang nggak biasa dlakukan. Emang sih misri yang agak solihah (ngakunya). Piye mis..seneng toh diakuin kesolihahanmu (hik456789).
Aku setuju kalau AR itu mantanmu (Ainur Rofik).nj

26 Maret 2009 pukul 16.38  
Anonymous Anonim mengatakan...

hik4567....
memang sholekhah...khah...khah...khah....
Bener ya AR entu mantanmu YUn????
aQ gak S E T U J U !!!!!!!
dy bukan mantannya YUni...dy perempuan deh!!!!di lacak aja!!!!/MS

27 Maret 2009 pukul 06.49  
Anonymous Anonim mengatakan...

Jadi inget deh.....
dulu waktu Yuni jadi BAG.BAHASA, aQ jadi bag. tamu...
Dy kan sering keliling tuh, cari mangsa gitu kaya polisi...hik4567,
dasar aQ tuh sama Yuni gak bisa yang namanya disiplin, mau ngomong selain bhs jawa kayaknya gak pantes...ya udah..kalo mau ada perlu sama Yuni, aQ bisik2 aja kadang cari tempat yang enak n aman unt ber jawaria, Yuni pesen sama aQ : awas Mis klo ada orang kamu ngomong boso jowo berarti kamu ngisin2i aQ...[ Q nyengir aja sambil berlalu...hik4567 ]/MS

27 Maret 2009 pukul 11.26  
Anonymous Anonim mengatakan...

Bo...Abo.....masih penasaran juga ? Aku bukan pacar Yuni yg lalu, tapi aku juga kenal2 enggak dgn Ainur Rofik, klo ingat nama tapi lupa wajah, coba deh Yun, discan foto Ainur Rofik, biar aku ingat wajah anak itu, tapi itu memang bukan aku sueeeeer ! Mba Yuni gak usah gusar yang jadi suamimu skrg juga kan ada nama Ainur Rofiknya kan ? Ok ! selamat menebak lagi, klo hadiahnya menarik ntar aku keluar, tapi klo gak' ya...aku masuk lagi bersembunyi (AR)

27 Maret 2009 pukul 14.15  
Anonymous Anonim mengatakan...

AR itu aku tebak Ida Syukuri kali ya...atau Lily yang menyamar..karena tahu detail peristiwa Rugaya yang nendang itunya kak Muaedi. Atau mbak Wiwik Mufidatul Azmi. Yang jelas bukan adik kelas...

28 Maret 2009 pukul 10.05  
Anonymous Anonim mengatakan...

Bu kaji emang paling nggak jelas...coba tanya perbendaharaan bahas inggris ama Arab yang dia tahu berapa? paling bisa diitung pake jari..untung anaknya pinter-pinter...tapi suruh nyebut cowok ganteng-ganteng..pasti kabeh apal../yc

28 Maret 2009 pukul 10.07  
Anonymous Anonim mengatakan...

Ya itulah anugrah Allah yg diberikan ke Bu Hajjah, dah jelita & ga sombong dan satu lagi tanpa iklan & promosi,surat2 cinta dari kumbang utara mengalir deras layaknya sungai pabelan,walupun prestasinya biasa2 aja, tapi Allah memberikan anak2 yg memiliki prestasi, btw..apa rahasianya bu Hajjah, hingga Allah baik banget sama kamu.....tulis dong bu pengalamannya, semoga bisa menjadi pelajaran bagi yg lain, tul ga mba Yuni...........? mba Yuni' aku bukan Lily bukan juga Ida Syukuri apalagi Wiwik...aku pemerhati ANGERA yg Insya Allah...setia (AR)

28 Maret 2009 pukul 10.34  
Anonymous Anonim mengatakan...

Kalo Yuni tu fleksibel bisa diajak jalan2, mejeng2 ato jajan luar. Tapi kalo Nina gak bakal mau. Rasanya Uus juga gak mau jajan di luar (kampung), maunya langsung ke Muntilan, hehe. AR? Aku udah tahu siapa orangnya..hik234. ftr.

28 Maret 2009 pukul 14.16  
Anonymous Anonim mengatakan...

hik4567.....
gak masalah cayangQ....capa tatuuutt..itulah kenangan hidup..perjalanan hidup..cerita hidup...kalo gak punya itu semua ya GARING deeehhh....hik4567
punya kenangan masalalu asyik looohh...hidup jadi berwarna penuh arti..ya gak bu RT????
pokoknya Pabelan penuh kenangan buatQ deehh../MS

29 Maret 2009 pukul 14.44  
Anonymous Anonim mengatakan...

Fatra, udah tahu siapa AR? Siapa dia fat??? Aku malah nebak AR itu sama dengan mp. Habis mp kok menghilang ya, nggak nongol lagi.(nj)

29 Maret 2009 pukul 16.32  
Anonymous Anonim mengatakan...

ya tuh NUr...MP n AR payah...da lagi yang SO juga tuh lama gak nongol..ya udahlah gak usah di ributin yang penting mau ikut nimbrung di Angera aja udah bagus dari pada gak sama sekali, ya gak say???/MS

29 Maret 2009 pukul 17.25  
Anonymous Anonim mengatakan...

Betul kata Bu Hajjah, ga usah diributin si AR, yg penting dia masih bisa kasih comment, tapi yg membangun, begitu bukan bu Hajjah ? klo Nina Muidah itu bukan level kita2 dia tuh dari dulu maqomnya dah lain, lihat aja gaya bersikap....... dewasakan.....? klo kita saat itu masih butuh pengakuan dari orang lain, tapi Nina ? jauh berfikiran kedepan, klo kita ? mencuci piring didepan kolam kunci aja sudah merupakan prestasi yg minta diperhitungkan, begitu bukan bu RT ? maaf bu RT, maksudku Mamnoor itu jenis kelaminnya mirip dgn DD, bukan wajahnya, maaf ya.....jadi jgn ASEM lagi lho.......(AR)

30 Maret 2009 pukul 10.27  
Blogger raju mengatakan...

anonim berkata

yun , aq ingat waktu teman sekamrku bilang tentang u. dia bdg, ia bilang: aku paling senang lihat yun.. waktu pramuka, kenapa? ku tanya, karna ia pake baju pramuka, terus karna ia gesit and lincah da..n apanya lagi karna aku bisa liha.....t, apanya rahasia ia bilang. acorcc

31 Maret 2009 pukul 01.13  
Anonymous Anonim mengatakan...

HIDUNG MERAHNYA!. BETUL TIDAK?
[S_O]

31 Maret 2009 pukul 06.56  
Anonymous Anonim mengatakan...

Hidung Merah itu anugragh yang dimiliki mba' Yuni dan ga dimiliki orang lain, Subhanallah.. jadi itu yg membuat "U" ga bisa tidur dibuatnya....mba Yuni gimana dong.! apa masih merah hidungnya mba ? jangan dibuang mba, sayang.... berkat itulah cinta seseorang datang, iya apa iya......?(AR)

31 Maret 2009 pukul 09.56  
Anonymous Anonim mengatakan...

Yuuuunnnn....si hidung merah?????
JANGAN SALAH....itu dulu jaman di pabelan...sekarang udah kagak ada euy!!! doi udah rajin perawatan wajah!!makin cantik...makin seksi...makin anggun...main putih...makin pinter...hik4567.
bukannya begitu YUniQ sayang...muah/MS

31 Maret 2009 pukul 10.46  
Anonymous Anonim mengatakan...

Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

31 Maret 2009 pukul 10.46  
Anonymous Anonim mengatakan...

Semoga sudah tidak merah lagi, itu harapan & doa kita, termasuk doa bu Hajjah, sehingga misua mba Yuni bertambah & tambah sayang lagi....hik3456, tapi klo masih merah berarti si "U" tetap menanti & menanti (AR)

31 Maret 2009 pukul 13.43  
Anonymous Anonim mengatakan...

Masih merah..bahkan nggak hanya di hidung..... tapi merah itu sedikit-sedikit nurun ke Vinda anakku, hidungnya mudah banget merah..padahal doaku moga-moga tragediku tak terulang ke anakku... tapi karena merah itu kali ya jadi pada ingat......yang lucu aku pernah bilang ke ayahku soal julukan hidung merah itu..dah ayahku yang sedih, langsung aku dibawa ke dokter kulit terbagus di Solo, dan rutin pengobatan..tapi namanya merah ya merah aja..bandel!!! tapi jadi seksi kok berhidung merah!!! (daripada minder mending GR)...he..he..

31 Maret 2009 pukul 21.56  
Anonymous Anonim mengatakan...

kan aku sudah bilang, hidung merah itu harus disyukuri, ga semua orang memiliki, siapa tahu itu ciri khas yag membawa pemiliknya menjadi kesayangan banyak orang & tak mudah dilupakan, sudahlah terima dengan dg hati lapang, coba klo Allah kasih warna hitam....apa jadinya ? begitu bukan mba' Yuni.....? kapan balik ke Leiden, Belanda? awas nanti dijajah lagi sama londo...klo pulkam ojo lali mba oleh2nya....(AR)

1 April 2009 pukul 10.00  
Anonymous Anonim mengatakan...

Mau ngasih oleh2 dirimu gimana AR???
tau orangnya aja kagak...piye coba..
kasih tau dulu nanti ketemuan di yeka..gimana????eehhh...kira2 YUni uda tahu belum ya tentang diri kau nih???hik4567

1 April 2009 pukul 19.15  
Anonymous Anonim mengatakan...

Jelas mba Yuni udah tau, laksana iklan mie sedap " Aku kan selalu dihatimu sayang " mba Yuni pasati tau, bu kaji penasaaran ? tanya aja sama yg bersangkutan, pasti dikasih tau, dan dikasih taunya, pasti bu kaji disuruh lihat iklan mie sedap hik23456....... ? (AR)

2 April 2009 pukul 15.09  
Anonymous Anonim mengatakan...

Dasar AR ni....mboh ah sapa kamu yang penting dirimu selalu nongol disini...kalo gak da kau diriQ jadi rindu padamu...hik4567/MS

3 April 2009 pukul 14.08  
Anonymous Anonim mengatakan...

lho.....perasaanku juga sama bu kaji, kalo bu kaji ga kasih komentar jadi hambar ANGERA ini, apalagi perseteruan bu kaji dgn ZMF, kemana yg lain.. kaya mba Ida Munawaroh, mba I'anah, mba Maemun, ah siapa lagi yaaa.... kata temanku, angkatannya ANGERA itu cantik2 dan pinter2, tapi sayang.....yg muncul itu2 aja, ayo yg lain "TUNJUKKAN DADAMU, INI DADAKU" hik4567(AR)

3 April 2009 pukul 16.08  
Anonymous Anonim mengatakan...

Yang lain lagi sibuk cari ilmu n cari duit...hik4567/MS

6 April 2009 pukul 12.21  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda