Kamis, Januari 01, 2009

Perjalanan menuju negeri mbelan part XV


Part XV

Apa yang kerap dilakukan oleh follower adalah mencontek habis atau meng-copy paste semua hal dan menerapkannya secara utuh tanpa melihat konteks dimana “ajaran-ajaran” dan sistem pendidikan itu hendak ditubuhkan di aras praktis. Peng-copy paste-an tanpa ampun ini kerap kali diselimuti kejahilan latar belakang mengapa sang panutan melakukan ini dan tak melakukan itu. Barangkali fenomena ini merupakan konsekuensi belaka dari sistem dan feodalisme ala pesantren yg membuat para murid/santri tak lagi bertanya “limadza” dan tergerak untuk lebih jauh melihat hal yang tersembunyi, yang implisit itu. Semua yg didapat dari kiai dianggap taken for granted dan benar adanya. Oleh karena itu, mempertanyakan suatu hal dianggap tabu dan salah-salah bisa celaka, kualat. Ada satu aturan tak terlulis (unwriten law) yang berlaku di dunia pesantren: Pasal satu, kiai tak bisa salah. Pasal dua, jika kiai ternyata salah, maka lihat pasal satu. Enak juga ya jadi kiai kalau begitu…

(More....klik di www.angera81.multiply.com)

Label:

1 Komentar:

Anonymous Anonim mengatakan...

lanjutannnya agak lama ya...kapan nongol lagiiii nih??

12 Januari 2009 pukul 13.42  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda