Jumat, Februari 12, 2010

Bertemu Odi Palembang

PT Pupuk Sriwijaya tempat kerjanya Iqbal diambil dari perahu motor yang melewati pabrik pupuk terbesar ini saat rombongan Musi Tour menuju Pulau Kumaro.



Ikutnya saya dalam Event Porwanas di Palembang sangat membahagiakan hati. Selain bisa meramaikan acara, tentunya saya bisa memburu alumni pabelan yang ada di Palembang. Yang paling diburu pertama Khodijah yang akrab disapa Kak Odi. Dan yang tak kalah pentingnya adalah Iqbal. Selain satu angkatan, Iqbal merupakan sosok yang paling dirindukan teman saya dari semarang. Rindu teman saya ini adalah ingin melihat bagaimana Iqbal sekarang. Kalau soal komunikasi, jangan tanya deh. Diantara mereka sudah lama saling ber say hello. Padahal bukan temen saya saja lho yang ingin tahu, saya sendiri juga. Dan saya yakin, yang pernah mengenal Iqbal, pasti juga ingin tahu bagaimana Iqbal sekarang. Dari Pekanbaru saya sudah meng SMS Iqbal kalau saya akan ke Palembang dan ingin sekali bertemu dengan dirinya. Iqbal sangat menyambut positif ajakan meeting ini (asal jangan di belakang bagas atau di komplek bupati, wkwkwk). Begitu pula ketika saya sudah menginjakkan kaki di Palembang. Cuma saja meeting kami ini harus disesuaikan dengan waktunya yang kerja per shift. Kadang siang kadang malam. Pas dapet shift siang,Iqbal mau bertemu di rumah Kak Odi sore jam limaan setelah dia pulang kerja. Kebetulan hari terakhir saya di Palembang karena besoknya terbang ke Jakarta. Sayang di sayang, Iqbal yang dirindukan tak juga nongol. Mungkin karena Palembang diguyur hujan sepanjang sore sampai malam. Ya, mungkin belum ada jodoh. Walaupun begitu, saya masih bisa mengabadikan tempat kerja Iqbal PT Pusri (Pupuk Sriwijaya) dari Sungai Musi. Oh Iqbal, walau hanya melihat kantormu dari kejauhan sudah membuat hati ini lega (ini yang sedang rindu siapa sebenarnya??he...).
Selain Kak Odi dan Iqbal, di Palembang juga ada Rowani yang sekarang sudah jadi ustad. Pas dikontak, katanya sedang ceramah di luar kota. Dia juga menyayangkan ngga bisa ketemu. Sementara Sidik Berlian, Damhuri tidak diketahui keberadaannya.
Cerita tentang Kak Odi dan aktivitasnya nanti saya tulis tersendiri. Karena saya juga dibekali foto keluarga oleh kak odi untuk pecinta angera semuanya terutama teman-teman yang mengenal kak Odi. Tak lupa Kak Odi menyampaikan salam rindunya buat semua teman-teman./n

Label:

22 Komentar:

Anonymous Anonim mengatakan...

untuk temenku yang semarang jangan marah loh ya!!!! Awas kalo marah, narasinya tak ganti, he.../n

12 Februari 2010 pukul 20.05  
Anonymous Anonim mengatakan...

bertemu dengan teman lama sungguh membahagiakan. semoga tali silaturahmi sesama alumni terus terjalin.

dari DARMAS WONG PURWOKERTO

13 Februari 2010 pukul 01.02  
Anonymous Anonim mengatakan...

kwkwkwkwk.............
orang semarang sopo nur...???aQ yooo..........????hik4567
sante say....gpp....tapi jo kapok loh...tetep di buru sampe ketemu...ni tugas...!!!!hik



ooOOMYSOOoo

13 Februari 2010 pukul 11.24  
Anonymous Anonim mengatakan...

Kalo yg datang wong Semarang mungkin hujan panas dibela-belain....tapi kalo cuma mba Nuri.....hm..lewat juga ga masalah fikir Wong Kito Galo.....dan lebih jahatnya lagi waktu ke Jakarta, sy ditinggal... padahal pengen banget gabung dgn Nuri + Bodyguard lamanya....malah sempat ke Marina Ancol segala lagi.. wah gaya tenan...AbiRizky

13 Februari 2010 pukul 11.56  
Anonymous Anonim mengatakan...

Ha.ha. Sedaap banget bisa ketemu sama kak Odie. Yang paling aku ingat, kak odie jago kalo masak waktu ada training (apa namanya ya). sama Uus, buat agar-agar sedap banget, sampai menelan ludah. Apa kabar kak Odie? hebat bu RT, menjelajah terus. Kemarin acara di Jakarta jadi ketemu daftar oranag yang diburu itu bu?/ salam; yuni

14 Februari 2010 pukul 15.50  
Anonymous Anonim mengatakan...

Untuk bang Amin, maaf...bangets, kalau kami tinggal, abis lama banget pulangnya.
Iya Yun, saya ketemu Ria, Dwi Dara dan terus ke rumah Piah. Karena Bang Amin ngga ada kita lewatin deh (maaf lagi nih). Trus kita diajak bos Kalimantan Ramli begadang di Marina Ancol ampe jam dua pagi. Seru deh, beritanya nyusul ya.../n

14 Februari 2010 pukul 17.57  
Anonymous Anonim mengatakan...

mys, kalo dateng lagi ke palembang tak buru bener si iqbal sampe ke rumahnya. Pokoknya ngga bakal kapok deh!!!!!
Oya saya curiga nih ada kesamaan antara masdar dan darmas, cuma dibalik doang.

14 Februari 2010 pukul 19.04  
Anonymous Anonim mengatakan...

Hebat ya perburuan untuk Iqbal, no hape doi di share dong, biar orang semarang bisa telponan.

dari DARSAM WONG JAKARTA
(Masdar, Darmas dan Darsam he he he)

14 Februari 2010 pukul 20.49  
Anonymous Anonim mengatakan...

Hebat ya perburuan untuk Iqbal, no hape doi di share dong, biar orang semarang bisa telponan.

dari DARSAM WONG JAKARTA
(Masdar, Darmas dan Darsam he he he)

14 Februari 2010 pukul 20.49  
Anonymous Anonim mengatakan...

Mau Kang Darmas ato Masdar...kalo memang PenCinta setia dan Komentator yg super Rajin dgn Komen2nya, tanpa keHadiran Wajah Anda, rasanya laksana Sayur Tahu Mbelan tanpa Santan & Garam, Ayolah ! Pembaca & Penikmat Angera sudah tidak sabar dengan wajah Anda, mau Ganteng ato Keren urusan ke 1000, yg penting wajah Mu Mas............Dar !

15 Februari 2010 pukul 21.51  
Anonymous Anonim mengatakan...

oh...Odi
CECEP S

16 Februari 2010 pukul 11.54  
Anonymous Anonim mengatakan...

Se aku lagi dijepret dulu. nanti kalau dah diapdruk.

MASDAR WONG WONOSOBO

16 Februari 2010 pukul 14.12  
Anonymous Anonim mengatakan...

apaan tuh maksud DIAPDRUK? diapdruk Fake puji pilm ya kang? lalu habis diapdruk kakang minum teh Fahit di kota Frobolinggo. dari Frobolinggo lalu Fergi bersama Facarnya Fakai Playing Pokpokpok. he he he.... kok nggak bisa mbedaian antara F dan P ya?

dari DARMAS WONG f-URWOKERTO

16 Februari 2010 pukul 15.23  
Anonymous Anonim mengatakan...

aduh maap...maap...maap ya.. susah juga ngetik f

MASDAR WONG WONOSOBO

17 Februari 2010 pukul 14.08  
Anonymous Anonim mengatakan...

Alhamdulillah terlacak n terobati juga kangen kita2 sama kak Odie. Suara kak Odie bagus banget kalo ngaji dan qosidah. Iya kan? Kak Odie dan kak Ria (Khairiyah) menjadi guru qosidah kita2/ santri putri waktu itu. Mantap deh. Ttg Iqbal, sayang banget, batal ketemuan. Ada yang penasaran nih. Ehm. (fatra)

17 Februari 2010 pukul 15.28  
Anonymous Anonim mengatakan...

bahkan menulis MAAF pun masih nggak becus. masih kalah pinter dengan anak TK. memang susah sih ngasihtau alumni yg sok pinter yg kagak mau dikasihtau hal yg bener. istilah qur'annya, qulubuna ghulf. ibaratnya, orang buta masih bisa dituntun ke jalan yg benar. tapi kalo SOK PINTER SENDIRI, ya emang dari sononya udah susah terima kebenaran dari orang lain.

DARMAS

17 Februari 2010 pukul 16.39  
Anonymous Anonim mengatakan...

tadinya iqbal dah mau ketemu lho...setelah sy bilang bawa misi untuk wong semarang, dianya jadi gak mau deh. Takut kali ya, wong semarang kesengsem lagi, terbayang-bayang, terkenang-kenang, memendam rindu ect..hik..peace...yo wong semarang./n

17 Februari 2010 pukul 19.31  
Anonymous Anonim mengatakan...

aduh sekali lagi maap...maap...maap... saya bukan sok finter, tapi emang begini...maap ya.. maap

MASDAR WONG WONOSOBO

17 Februari 2010 pukul 21.39  
Anonymous Anonim mengatakan...

batu yg keras masih bisa diubah, tapi hati yg MEMBATU mustahil menerima perubahan menjadi baik. orang GOBLOG yg sadar dirinya GOBLOG masih bisa diajar dan dituntun menjadi pinter, tapi menghadapi orang GOBLOG dan TOLOL yang SOK PINTER sampai kiamatpun akan capek deh.....

DARMAS

18 Februari 2010 pukul 11.18  
Anonymous Anonim mengatakan...

Tuk Kang DARMAS, rasanya tidak pantas terucap kata2 yg terbaca oleh kami2 ini kalimat tersebut diatas, dan terlalu kasar, entah kalau untuk Kang Darmas sendiri, apa itu sudah menjadi budaya tersendiri atau apa, yg jelas kata2 amat kasar terbaca oleh penikmat Angera, karna Angera ini dibaca bukan hanya Wong Purwokerto, tapi seluruh jagad bisa mengakses blog ini, terima kasih atas perhatian Kang Darmas

18 Februari 2010 pukul 14.27  
Anonymous Anonim mengatakan...

mungkin yg dimaksud darmas hanya suatu contoh belaka. tapi karena lawan bicaranya nggak paham-paham, jadi mungkin darmas terpaksa memberikan contoh yg vulgar dan mudah dipahami. misalnya lawan bicara yg dimaksud mengerti bahasa isyarat, mungkin darmas tak perlu memberikan contoh kata-kata yg vulgar. itu hanya mungkin lho. semoga dugaan saya benar adanya. kan hanya mungkin?

18 Februari 2010 pukul 17.14  
Anonymous Anonim mengatakan...

bener juga, kalo mungkin ya mungkin bener atao mungkin salah. tapi semoga seja mungkinnya yg bener

19 Februari 2010 pukul 05.32  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda