Minggu, Januari 31, 2010

Puisi Famboyan....















Ini adalah cuplikan dari buku harian menjelang tahun 1980, di Pabelan. Ditulis ulang dengan sedikit revisi oleh kakak kelas kita Sadrah Prihatin (panggilan akrab "mbak Atin", seangkatan dengan mbak Maria Nurhayati dan mbak Istiatun).

Judulnya: "B"
by: Sadrah Prihatin

Kalaupun flamboyan tak bermekaran diatas jalan berdebu itu
Aku tetap bisa membayangkan engkau berjalan pelan dibawahnya
Dan aku berdiri tak jauh dari situ
Berharap engkau datang menghampiri menawarkan cinta.

Kalaupun angin kemarau tidak pernah menghampiri hari-hari panjang itu
Aku tetap bisa melihatmu diam berteduh dibawah jajaran flamboyan itu
Dan aku berdiri tak jauh darimu
Berharap engkau akan berpaling padaku dan tersenyum
Sebentar saja

Kalaupun mata teduh berbulu tebal itu sudah bermil-mil jauhnya
Aku masih bisa merasakan sinar yang dipancarkan darinya
Senyum sejuk itupun masih bisa kurasakan getarnya

Hm… aku cinta padamu.

(diambil dari fb atas seizin mbak Atin /f.)

Label:

13 Komentar:

Anonymous Anonim mengatakan...

membaca puisi tersebut, seperti hidup kembali dalam suasana damai di mbelan dulu. by masdar, asli wong wonosobo.

1 Februari 2010 pukul 18.42  
Anonymous Anonim mengatakan...

kira-kira siapa ya..yang dicintai mbak atin ini.romantis banget flamboyan cinta..oh.../n

1 Februari 2010 pukul 20.17  
Anonymous Anonim mengatakan...

Kalopun Harus Yg DiCintai Kang Masdar, Rasanya Belum Mungkin, Karna wajahnya TerAmat Mahal tuk' DiTampilkan Disini.....

3 Februari 2010 pukul 08.41  
Anonymous Anonim mengatakan...

Wahai Akhi Masdar.....who are you? Ayo dong jangan sembunyi di balik kata-kata puitismu. Mana dadamu...eh wajahmu? Ini wajahku...wajah kami yang ingin mengenalmu lebih dekat dalam semangat Persaudaraan Pabelan. >ZMF

3 Februari 2010 pukul 12.03  
Anonymous Anonim mengatakan...

Kalau pun cinta tak pernah terucap dalam sajakku,
flamboyan tetap mekar sebelum gugur satu satu
memeluk cintamu

by. Darmas wong purwokerto

3 Februari 2010 pukul 13.34  
Anonymous Anonim mengatakan...

aku curiga, jangan-jangan masdar berada diantara kita, yang sangat kita kenal, hanya berganti pakaian jadi masdar wong wonosobo./n

3 Februari 2010 pukul 16.45  
Anonymous Anonim mengatakan...

Yang pake nama samaran wong-wongan sekarang nambah lagi tu ada Darmas Wong Purwokerto. Ha...ha...ha..ha.... besok bakal nambah Wong Jogja, Wong Semarang, Wong Solo dsb. Kalo menurut pendapatku kayaknya kita mending gak usah ngumpetin identitas kita deh, kerana dengan kita terbuka siapa tahu ada teman2 yang memang sdh kehilangan jejak kita. Setuju gak? >ZMF

4 Februari 2010 pukul 16.05  
Anonymous Anonim mengatakan...

Ngaku aja Kang Masdar Siapa Dirimu ato Tunjukkan fotoMu, Insya Allah tidak akan ada yg membajak !

7 Februari 2010 pukul 18.01  
Anonymous Anonim mengatakan...

Se aku lagi dijepret dulu. nanti kalau dah diapdruk.

MASDAR WONG WONOSOBO

16 Februari 2010 pukul 14.30  
Anonymous Anonim mengatakan...

apaan tuh maksud DIAPDRUK? diapdruk Fake puji pilm ya kang? lalu habis diapdruk kakang minum teh Fahit di kota Frobolinggo. dari Frobolinggo lalu Fergi bersama Facarnya Fakai Playing Pokpokpokpok. he he he.... kok nggak bisa mbedain antara huruf F dan P ya?

dari DARMAS WONG f-URWOKERTO

16 Februari 2010 pukul 16.40  
Anonymous Anonim mengatakan...

Betul apa kata2 yg pernah terbaca disini, satu jiwa memainkan dua karakter, Darmas & Masdar, kalo memang tidak ? kenapa harus takut m'perlihatkan wajah ? sekarang bukan zamannya pake apdruk, TEMPELKAN muka Anda ke depan Monitor sudah bisa Mencetak wajah Anda, jangan banyak alasan yg membuat banyak orang malah tidak simpatik lagi pada Anda !

18 Februari 2010 pukul 14.18  
Anonymous Anonim mengatakan...

betul juga

18 Februari 2010 pukul 17.08  
Anonymous Anonim mengatakan...

masak sih muka bisa tercetak hanya dengan menempelkan muka di monitor? bener begitu? apa nggak kesian muka? apa nggak sayang juga monitornya?

18 Februari 2010 pukul 17.33  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda