Rabu, Mei 20, 2009

SERUNYA JADI BURONAN

Aku ingat saat-saat terakhir generasi Angera saat jadi mahasiswa IPM. Kita kan disuruh terjun ke masyarakat dan wawancara di lapangan. Saat itu, kami mewawancarai Kades (?) di Blabak atau dimana ya? (Mungkin temen-temen tahu persisnya dimana dan wawancara siapa). Saat itu aku dan Ianah (kalau nggak salah) minjem sepeda motornya...aduh lupa lagi. Pak Vandi apa ya?? Pokoknya gitu deh. Wawancaranya naik motor. Aku yang boncengi Ianah.
Saat mau pergi wawancara, alhamdulillah aman, sehat walafiat. Pas pulangnya, sampai batian masih aman-aman saja. Rasanya jalanan milik kami saat itu. Maklumlah santri, mana bisa naik motor setiap saat. Rasanya seneng banget dapet pinjaman yang hanya sesekali itu.Apalagi lalu lintas terkendali, lancar, nggak banyak kendaraan yang wira wiri.
Mungkin karena keasyikan dan menganggap jalanan sepi, aku santai aja ngendarai motor. Pas mau belok dari Batian ke arah pondok, tiba-tiba saja kami denger bunyi rem yang keras sekali. Ci...tttttt!!!!!! Ditambah gruduk!!! Kontan saja aku baru ngeh, kalau sesuatu sudah terjadi di belakangku. Kemudian aku belok kiri lagi nggak jadi belok ke arah pondok karena mendengar suara bising di belakang. Pas nengok, astaghfirullah...gara-gara menyelamatkan nyawa kami mobil tersebut (kayaknya Kijang) berhenti mendadak. Bayangkan ajalah jalan lintas tersebut, yang rata-rata supirnya ngebut. Nggak kebayang kalau remnya nggak pakem. Entah apa yang terjadi.....Alhamdulillah ya Allah, Engkau masih memberikan umur panjang kepada kami.
Tapi, apakah selesai sampai disitu? Ternyata o ternyata, ada rentetan peristiwa yang tragis di belakang mobil yang ngerem mendadak tadi. Mobil dibelakangnya tak bisa menguasai keadaan, nggak nyangka ada mobil yang akan berhenti mendadak, mau tak mau menabrak mobil Kijang tersebut. Akibatnya bagian belakang dan bagian depan mobil yang nabrak, ringsek, alias peot. Kegaduhan terjadi. Aku sebagai biang keladinya bingung. Warga sekitar termasuk bu batian dan Pak vandi langsung menyelamatkan motor yang ku pakai. Aku dan Ianah langsung disuruh kabur. Ceritanya meyelamatkan (melarikan) diri, biar nggak jadi tumpuan kesel atau kemarahan pengendara mobil di belakangku.
Maka, jadilah kami buronan. Kabur. Kami lari menuju persawahan, menyusuri pematang demi pematang. Terus berjalan tanpa tujuan. Yang penting ingin pergi sejauh-jauhnya, karena perasaan ada yang membuntuti. Soalnya ketika kami disuruh pergi, sempet ditakut2i bakal dikejar polisi. Setelah kami rasa keberadaan kami cukup jauh, kami pun berhenti dan duduk di bawah sebatang pohon di pinggir parit. Barulah terasa badan ini penatnya bukan main. Sayangnya kami tak bisa merebahkan badan. Cukup duduk di atas rerumputan sambil selonjoran. Itu pun sudah nyaman. Kami istirahat sampai matahari sudah mau terbenam. Kami harus pulang, tak mungkin bermalam di sawah yang letaknya pun kami tak tau. Dengan diiringi doa dan hanya menggunakan logika saja, kami kembali menyusuri pematang sawah yang kami yakini menuju jalan raya. Tentunya kalau sudah sampai di jalan raya, sudah aman. Untungnya hanya ada satu jalan raya, Magelang-Jogya. Pasti tak akan tersesat.
Kami berhasil mencapai jalan. Tapi kami masih takut pulang ke pondok karena hari belum malam. Kami akhirnya mengembara lagi ke Muntilan. Yang kami tuju sebuah masjid di Muntilan. Di situlah kami istirahat menunggu malam. Setelah cukup gelap, kira-kira ba'da isya, barulah kami pulang dengan hati yang H2C (Harap-harap cemas). Berharap tak kan terjadi apa-apa. Cemas kalau kejadian siang tadi masih berperkara. Namun, apa pun yang terjadi kami tak punya pilihan selain pulang ke pondok.
Ternyata kabar siang terdengar juga di pondok. Sampai di kamar, beberapa teman mencoba mengolok-olok, kalau tadi polisi memang nyari kami. Aduh, rasanya gimana..gitu. Takut, pencarian bakal dilanjutkan. Mau lari kemana, coba? Wah..ternyata temen2 cuma menggoda. Sejenak, ketakutan pun sirna.(nj)

Label:

8 Komentar:

Anonymous Anonim mengatakan...

Oya, bagi temen-temen yang masih ingat, tolong lengkapi datanya. Bukan data buronannya, lho. Tapi data pas kita IPM dulu. Wawancara siapa dan dimana.nj

20 Mei 2009 pukul 18.24  
Anonymous Anonim mengatakan...

Bukan maiiin....! ini peristiwa yg aku cari2 selama ini, jadi mba Nj & I'anah pelakunya toh....ya wes nanti kulaporkan ke polisi atau pengasuh pondok sekarang, karna perbuatan dikaulah berdua, dua mobil saling bertabrakan & saling menyalahkan, karna tidak ada yg mau ganti rugi.. dah gitu buronannya lari ke masjid Al mustaqim yg dekat dr Was'an kan? kebetulan aku punya kolega disana, barangkali kasusnya belum dipetieskan...jadi masih bisa dibuka lagi dengan terdakwa tunggal yg baru diketemukan sesuai dgn tulisan, dan yg satu lagi istri polisi yg berdomisili di Tangerang/Banten...ditunggu ya...! kasusnya akan diproses....AR

20 Mei 2009 pukul 20.12  
Anonymous Anonim mengatakan...

Ooohhh ini toh oknumnya, mobil dibelakang kijang itu kan mobil budeku di Prambanan. Gara-gara tabrakan itu acara akad nikah batal, karena isinya pengantin laki-laki (anak budeku). Dan sepupuku yang laki-laki ini frustrasi, sampai sekarang tidak menikah lagi..dan membuat sumpah palapa.."sampai kapanpun tidak akan menikah hingga ketemu siapa biang keladi tabrakan itu..kalau laki-laki akan di ajak tarung..kalau perempuan harus siap jadi istrinya...nah lo bu RT..nah lhooo.../yc

20 Mei 2009 pukul 21.48  
Anonymous Anonim mengatakan...

hik4567....dasar Nj nich...ternyata waktu di pabelan parah juga....
bisa juga gara2 di pondokin karna ortu di rumah udah kuwalahan dengan si Nj ini...hik4567
(damaaaaiii.....mmuuaaahhh)ms

21 Mei 2009 pukul 10.47  
Anonymous Anonim mengatakan...

Aduh AR, please...diputihkan aja ya. Ditutup deh kasusnya. Aku kan tobat langsung di Masjid Al Mustaqim itu.
Untuk yc, aku siap jadi istrinya. (maksudku nyariin geto).nj

21 Mei 2009 pukul 19.51  
Anonymous Anonim mengatakan...

boleh jadi apa kata bu kaji suatu pembenaran...tapi sangsi juga sich.. mba Nj kan suka akting juga persis kembarannya...itu bintang legenda spesialis horor Suzanna...apa rekan2 Angera engga jelas....klo diantara mereka ada kesamaan, lihat ajja raut wajahnya, alisnya seperti semut berbaris, tahi lalatnya sama2 disebelah kiri pipinya dan satu lagi mba Nj juga paling suka sandiwara TRINIL yg berbau mistik, jadi kloplah.....AR

21 Mei 2009 pukul 20.03  
Anonymous Anonim mengatakan...

Lha iyalah AR...siapa bilang aku beda dengan artis almarhum itu? Kita kan sama-sama perempuan? Yang pasti adalah kesamaannya. Tapi jangan lagi ya disama2in lagi. Hi..takut. Ntar arwahnya nyambangin aku lagi....serem!!!nj

22 Mei 2009 pukul 18.39  
Anonymous Anonim mengatakan...

makanya kalo ingat kata2nya aku jadi ingat mba Nj yg seperti ini " nduk balekno gembungku HI... HI... HI... 2000x " AR

22 Mei 2009 pukul 20.15  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda