Jumat, Juli 03, 2009

Nostalgia

KOLAM RENANG SAMPING MASJID
oleh: Abdul Hamid Tarwaca

Suara kodok bersahut2an tanda mereka lagi riang dan gembira. Malam itu aku telah terlelap bersama seluruh penghuni pondok lain. Namun tiba2 aku terbangun oleh panggilan temanku yang pelan tapi pasti “Ca, Tarwaca, tangi, saiki pengumuman!”. Orang yang membangunkanku Afif cah Tegal sing edan kuwi, benar2 merusak mimpiku. Aku pun bangun bergegas ke kamar mandi, sikat gigi dan berwudhu. Jantung terasa berdebar lebih kencang dari biasanya. Takut nggak naik kelas. Biasanya selalu ada yang nggak naik. Malam itu, satu persatu kami dipanggil oleh Romo Kyai Hamam Dja’far untuk menerima pengumuman kenaikan (kelas 6). Setelah nama Alfan, rasanya terus giliranku ABDUL HAMID TARWACA BIN MUHAMMAD KARSIDI. Aku pun masuk ruang tamu. Ku lihat semua teman tegang, tak ada yang tersenyum. Teman yang biasanya suka mbanyol, entah kenapa saat itu mulutnya rapat terkunci. Setelah pengumuman, ternyata alhamdulillah, aku naik kelas 6. Kami yang sudah dapat pengumuman keluar, sementara teman yang baru dipanggil masuk bergantian. Di luar, tiba2 ku dengar suara jebuuuuur….krubyuk-krubyuk…, ternyata ada dua orang temanku menceburkan diri di kolam masjid dingin2 pagi buta begitu.. Katanya sih sebagai nadzar karena telah naik kelas…. Tetapi… dibalik suka cita, ada teman yang tidak naik kelas. Teman ini sedih dan nangis terus sampai 2 (dua) hari...

Label:

11 Komentar:

Anonymous Anonim mengatakan...

aQ juga punya nazar!!!tapiiiiii....mungkin saat itu amat sangat berat bagi-Q...hik4567
aaahhhh....masa lalu....

****Mys****

3 Juli 2009 pukul 21.57  
Anonymous Anonim mengatakan...

dibalik bahagia ada duka, ini yg tidak kita inginkan, ketika kita ingin bahagia bersama tapi ada saja teman yg harus tertinggal, klo sampai menangis 2 hari, bisa jadi dalam kesedihan tercipta / lagu karya mereka yg dibawakan oleh Audy Item "Ketika ku Menangis 2 hariaaaan.." hik2811... AbiRizky

3 Juli 2009 pukul 22.01  
Anonymous Anonim mengatakan...

bisa ajjah ni kak Amin....hik4567

****Mys****

3 Juli 2009 pukul 22.06  
Anonymous Anonim mengatakan...

lho belum tidur bu kaji...? apa lagi ngitung laba yg didapat hari ini ? ayolah bobo, katanya jam 20.00 WIB sudah bobo, agar tengah malam bisa tahajjud....doakan ya...agar saya bisa survive dalam menjalani hidup ini.....AbiRizky

3 Juli 2009 pukul 22.11  
Anonymous Anonim mengatakan...

ya ni...kebetulan ajjah belum ngantuk...yaaaa sesekali begadang kak...gak tiap hari kok..hik4567
nuwun atas perhatiannya...


****Mys****

3 Juli 2009 pukul 22.24  
Anonymous Anonim mengatakan...

Memang penuh kenangan. Kolam di kanan-kiri masjid itu pd awal th 70-an masih jernih, dan tak pernah brhnti mengalir. Dulu, waktu santri masih bisa dihitung dg jari, saya merasa kolam itu luas sekali. Saya dan teman2 selalu berenang di situ, di kolam yg selatan, sdng yg utara krn tertutup, dipakai santri putri. Tiap pagi dan sore hari, dua kolam itu sll rame oleh anak2 yg berenang sambil bersuka cita, teriak2 dan kejar-kejaran, terjun bebas,dll. Diantara anak-anak itu, kini sudah ada yg jd Kyai, jd ilmuwan, jd Rektor, jd politisi, jd pengusaha sukses dll. Tapi juga ada, yg saya dengar jadi gali, juga jd perompak. Mudah2an sudah tobat.
Lama2 airnya berhenti mengalir, menjadi hijau, dan kotor, lalu para santri putra terpaksa pindah rame2ke sungai mbelan yg juga penuh kenangan itu. Kini, kedua Kolam itu sdh tinggal bekasnya sj. Tris adikku Tarwoco/Rjs

4 Juli 2009 pukul 06.45  
Anonymous Anonim mengatakan...

ada kenangan yg membuat hati miris, ketika th 97 halal bihalal datang ke pondok, ada perubahan besar apa ya...? dan ternyata kolam + kamar ustadz yg berada diselatan masjid sudah tak terlihat lagi....padahal disitu banyak menyimpan kenangan, ya pernah mancing ikan juga mencuci pakaian sekaligus tempat berteduh yg sejuk kala mentari menyengat ubun2 selepas shalat zuhur dimusim panas, apalagi pas duduk diundak2an sambil melihat air mengalir dari prolon beserta ikan2 yg hilir mudik dibawahnya, tahun 2000 ketika hadir teras masjid yg asli telah berubah dengan model yg ada sekarang dengan alasan santri semakin banyak, oh pondokku... betapa damai hati ini ketika menatap masjid yg lama dengan kebersahajaannya.....AbiRizky

4 Juli 2009 pukul 13.53  
Anonymous Anonim mengatakan...

Kalau boleh tahu siapa tuh Co yang nyebur??? sesama angera nggak pa-pa lah dikasi tahu. Lucu banget nyebur di subuh buta Pasti sueger banget.
Btw soal kolam, nggak di utara nggak di selatan, semua kolam menyimpan memori tersendiri bagi santri yang pernah menikmatinya. AbiR, kolam di selatan juga sudah rata, sedih deh..pas reuni kemarin nggak menemukan satu pun kolam di selatan.(nuri)

5 Juli 2009 pukul 17.50  
Anonymous Anonim mengatakan...

wow....sedih banget-nget ! karna disitulah tempat bu RT meeting dengan petugas bulis dll nya, iya ga bu....? ya paling tidak ada..lah memoar yg tercipta disitu, tapi herannya ikan2 yg ada dikolam itu ngga' berisik ato iri ya...? lihat bu RT lagi meeting, apa karna ikan itu juga lagi belajar ato menyimak rayuan yg diberikan petugas bulis....? hanya bu RT yg layak menjawab semua tanya ini.....peace ah...AbiRizky

6 Juli 2009 pukul 15.13  
Anonymous Anonim mengatakan...

kang piye kabare...?! Turu neng kamar mandi yuuk...

9 Juli 2009 pukul 16.19  
Anonymous Anonim mengatakan...

sopo to iki ? ga ono jenenge opo meneh insial, ko' ngajak turonan, turu dewe kono nang kamar mandi, ben anyep dewe !

10 Juli 2009 pukul 13.20  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda