Selasa, Juli 15, 2008

Menyejarahkan Lagu karya MH Thamrin-Capelin

Klik Video ini !!! Jangan fokus ke suara penyanyinya, tetapi fokus ke karya sobat/kakak tercinta kita....Sengaja direkam untuk memelihara sejarah lagu cantik ini....





Indah sekali menyudut di witte Rozen Straat 44 Leiden, mendendang ulang lagu kenangan karya kakak kita tercinta MH.Thamrin personil ganteng Capelin. Judulnya apa ya? (tolong kak Thamrin atau kak Faisal kapten Capelin kirim komentar dan judul lagu ini ke email angera 81 ya). Yang jelas syairnya indah:

"Kami datang ke pondok pesantren ini..Berbekal harapan dan cita-cita.Kami Datang ke Pondok pesantren ini.Berbekal satu perjuangan.Untuk pondokku Aha..Kupersembahkan aha..Nada-nada langkahku..Hu..uuu.Disini kita melangkah.Sederap senada. Disini kan tercapai cita-cita...."

Lagu ini dikonserkan ulang oleh Capelin dalam "Malam Apresiasi Seni Reuni Pabelan 08"....Setengah nyawa seperti ditarik kemasa lalu...
Thank untuk Capelin yang membuat kita hidup lagi. ...


(Komentar MM tentang posting ini: "Temans, Aku tak kuasa mendengar lagu ini. Sungguh. Tiba-tiba air mataku jatuh, tak tahan kumendengarnya, juga menyanyikannya. Aku tersedak, entah mengapa.Lagu ini memang menyimpang tenaga dan spirit luar biasa. Aku tiba-tiba berubah menjadi sosok yg sentimentil, cengeng. Biasanya aku tak suka melakukan romantisme sejarah, mengenang masa lalu, betapapun masa lalu itu teramat indah. Tapi lagu ini memang beda. Nendang banget. BUkan saja aku ingin selalu mendendangkannya, tapi ingin sekali lagu ini, dengan sedikit modifikasi, kuperkenalkan kepada murid-murid TK yg dikelola istriku. Ah, Mbelan, kemana saja kakiku langkahkah, engkau seperti selalu membayangi. Apa pun yg kulakukan, ingin sekali jejak-jejak masa lalu itu, ikut hadir. Mbelan, Mbelann... Terima kasih buat pencipta lagu ini, juga mbk yuni yg mengingatkanku kembali, bahwa dulu aku juga pernah sangat hafal lagu ini. Juga kini.... SalamMM)

Label: ,

2 Komentar:

Anonymous Anonim mengatakan...

Temans,

Aku tak kuasa mendengar lagu ini. Sungguh. Tiba-tiba air mataku jatuh, tak tahan kumendengarnya, juga menyanyikannya. Aku tersedak, entah mengapa.

Lagu ini memang menyimpang tenaga dan spirit luar biasa. Aku tiba-tiba berubah menjadi sosok yg sentimentil, cengeng. Biasanya aku tak suka melakukan romantisme sejarah, mengenang masa lalu, betapapun masa lalu itu teramat indah.

Tapi lagu ini memang beda. Nendang banget. BUkan saja aku ingin selalu mendendangkannya, tapi ingin sekali lagu ini, dengan sedikit modifikasi, kuperkenalkan kepada murid-murid TK yg dikelola istriku.

Ah, Mbelan, kemana saja kakiku langkahkah, engkau seperti selalu membayangi. Apa pun yg kulakukan, ingin sekali jejak-jejak masa lalu itu, ikut hadir. Mbelan, Mbelann...

Terima kasih buat pencipta lagu ini, juga mbk yuni yg mengingatkanku kembali, bahwa dulu aku juga pernah sangat hafal lagu ini. Juga kini....


Salam
MM

18 Juli 2008 pukul 12.28  
Anonymous Anonim mengatakan...

Wah jadi inget tuh ketika ana mondok disana. Ana mulai masuk ke sana tahun 1984, keluar ketika akan naik kelas lima sekitar tahun 1988.
Kalau nggak salah lagunya begini deh. Tapi ada lirik yang ana lupa tolong dingetin yah.

Di Facebook ada nggak komunitas alumni Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan


Untukmu Pondokku

Kami datang ke pondok pesantren ini
Berbekal harapan, do'a, cita-cita
Kami datang ke pondok pesantren ini.
Tuk meniti satu perjuangan

Reff :
'Tukmu pondokku aha
Kupersembahkan aha
Nada-nada langkahku

Di sini kita melangkah sederap senada
Di sini kan tercapai cita-cita
Bergandeng tangan ...........menuju
Masa depan gemilang ceria

19 Maret 2009 pukul 18.10  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda