Senin, Juli 14, 2008

Cari Tanaman dan Bakso Mekar Sari


(Nuri, Lily Yoyok Nina, Meimun dan Mba Zul Khomisah sedang menunggu pesanan bakso kenangan Mekar Sari Muntilan dan es campurnya)

(Lily, Nina, Yoyok dan Meimun menunggu dengan manis pesanan tuan rumah Mbak Zul)

(Usai memasukkan puluhan tanaman ke dalam mobil, kami tak lupa mengabadikan kenangan ini. Si penjual bunga kami todong untuk bersedia menjepret kami, walau hasilnya berat sebelah)
Sudah hari kedua reuni alumni, tepatnya Sabtu (21 Juni 2008), ternyata pohon yang akan ditanam untuk ikut berpartisipasi menyejukkan pondok belum ada di tempat. Karenanya, siang hari, usai fun ghatering, kami pergi ke arah Salaman mencari tanaman yang akan ditanam esoknya, Minggu 22 Juni 2008.
Saat melewati jalan arah Borobudur, Nuri asyik melihat kanan kiri jalan. Pas ketemu, Nuri bilang, ''ini dia jalan tempat aku kabur dulu mau ke Borobudur atau ke Magelang lewat Bayaman. Atau hanya sekedar ''Hang-out'' di taman kolam renang Mendut, membuang suntuk di asrama. Ternyata tidak berubah, ya. Baik sawah atau pun sebuah rumah tempat gilingan padi.'' Eh, ternyata malam harinya, apa yang diceritakan Nuri tentang jalan kaburnya itu dijadikan tim panitia untuk memilih Nuri sebagai santri tukang kabur. Kata Nuri, karena dikatakan kabur, ya kabur duluan deh ke kamar. Ada yang bilang nggak ''gentle'', ya biarin aja. He....
Perjalanan mencari tanaman ini sebenarnya cukup jauh. Tapi, karena jalannya sepi, tenang, Lily yang mengalahi supir Medan ini tancap gas, terus melaju menyisiri jalan sambil melihat-lihat dimana letak orang yang menjual tanaman tersebut. Biar tahu pastinya di mana, kami sempat bertanya. Ternyata tak jauh dari tempat kami bertanya tersebut.
Kami tidak serta merta mendapatkan tanaman tersebut. Ada beberapa penjual yang kami datangi, hingga akhirnya kami temukan juga penjual tanaman yang kami cari. Setelah itu apakah kami langsung balik ke pondok? Ya, nggak lah! Sayang banget...Kesempatan itu kami manfaatkan untuk nostalgia kuliner makan Bakso Mekar Sari Muntilan. Pada zamannya dulu (emangnya zaman baheula)Bakso Mekar Sari sangat idola, sangat digemari dan akan merasa rugi kalau tiap Jumat santri nggak nitip kepada yang pergi ke Muntilan. Hm...mak nyos deh pokoknya. Wah...ternyata setelah dua puluh tahunan nggak makan bakso Mekar Sari, rasanya nggak berubah, bo! Tetap mak nyos, ajib.....! Sama! Sayangnya kami nggak sempat menyicipi atau sekedar mencari tahu apakah minuman orson Pemuda masih ada. Yang jelas, tokonya udah nggak ada. Udah diganti dengan nama toko lain.(nj)

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda