Selasa, April 28, 2009

Hi...Serem!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Sebenarnya malam belum larut benar. Tapi bulan sudah kembali ke peraduannya. Begitu pula para santri putri, khususnya di Kamar Bougenville. Semua sudah terlelap. Rasanya hanya aku yang belum terbang ke alam mimpi. Aku masih mendengar suara-suara yang muncul dari luar. Suara kodok, suara binatang malam lainnya, termasuk suara para bulis yang samar-samar ku dengar. Mungkin keberadaan mereka di depan kamar ancient, tepatnya di bundaran dekat lonceng besi. Karena sudah malam, suara canda mereka bisa terdengar dari kamar Kalpataru.
Aku tak tahu persis kenapa aku belum juga terlelap. Padahal mataku terpejam. Tiba-tiba dari arah kiriku, aku mendengar suara langkah. Langkahnya seperti gadis menggunakan sepatu bertumit tinggi. Tuk...tuk...tuk...tuk....Langkah satu-satu itu terus berbunyi. Aku penasaran. Sungguh! Tapi aku tak berani membuka mataku. Rasa takut langsung menyerangku. Bagaimana tidak takut? Kalau itu langkah manusia, mengapa tak ada derit pintu terbuka, walau sedikitpun? Langkah itu tiba-tiba saja ada. Dan lama-lama makin mendekat, mendekat, mendekat....akhirnya langkah itu tak berbunyi lagi. Tetapi tubuhku terasa berat, berat...sekali. Seperti ada sesuatu yang menindihku. Sialnya aku tak juga mampu untuk membuka mata. Sekali lagi padahal....sumpah mati aku penasaran. Di tengah ketakutan itu, batinku berperang. Buka mata, nggak ya. Buka, nggak. Buka, nggak. Bagaimana kalau aku buka mata, lalu apa yang aku lihat? Hi...serem. Aku tak berani. Tak mau ambil resiko. Tapi ya alhamdulillah...tindihan yang membuatku sesak dan takut setengah koit itu berlalu. Walau begitu aku tak juga berani membuka mata, sampailah aku benar-benar tertidur.
Kalau tak salah, pagi harinya peristiwa yang kualami itu aku ceritakan kepada teman-teman. Termasuk Meimun. Kata Meimun dia juga mendengar, ada bunyi langkah tersebut. tapi karena merasa takut juga, tak berani membuka mata. Terus katanya lagi (entah siapa yang ngomong), langkah itu berasal dari makhluk yang wajahnya tua tetapi bertubuh kecil. Untuk membuktikan teori itu, rasanya aku sangat menyesal kenapa tak berani membuka mata.
Seingatku, pada tahun kedua berada di pondok, memang beredar cerita-cerita misteri. Ada katanya dari sumur terdengar orang yang menimba di tengah malam. Ada lagi makhluk yang meminta kita minta ditimbakan ketika sedang tidur, ada juga api yang terbang dan cerita misteri lainnya.
Tapi yang kuingat juga, ketika adik kelas kita dari lombok, Wardah, yang meninggal di pondok kemudian dikebumikan di kuburan belakang masjid. Kuburannya dijaga selama beberapa malam. Katanya untuk mencegah penganut ilmu hitam yang akan mengambil kapas si mayat, karena mayat yang meninggal itu belum baligh. Aku sempat mengetahui kuburan mendiang Wardah dijaga dan diterangi lampu petromak. Soalnya pernah pulang malam dari Muntilan, pulang-pulangnya melihat kuburan Wardah dijaga. Kemudian aku tanyakan mengapa harus dijaga? jawabannya seperti di atas tadi. Biasanya digali dengan tangan sendiri, tidak boleh menggunakan alat apa pun untuk mendapatkan kapas tersebut.Setelah beberapa malam, barulah kuburan bisa ditinggal, sebab sudah tak berkhasiat lagi. Ih, ada-ada aja ya, cerita seram kita selama Pabelan dulu.(nj)

Label:

10 Komentar:

Anonymous Anonim mengatakan...

Orang yang ingatannya paling kuat terutama untuk hal2 yang bikin deg-degan (gerilya dengan suasana malam entah dengan ehem2 atau dengan makhluk yang "halus" beneran) n serem2 seperti hantu2.. adalah ibu kita ini. Takuuut.. ftr.

28 April 2009 pukul 19.12  
Anonymous Anonim mengatakan...

bener ftr...Q setuju!!!!!
Nj gak da duanya deeehhh...semuanya di borong..kira2 menurun ke anaknya gak yaaaa???hik4567{damai deehhh}MS

29 April 2009 pukul 06.07  
Anonymous Anonim mengatakan...

makhluk malam selalu akrab dengan dunia malam.... bu RT itu aku lihat paling semangat kalo mau ke masjid. Aku pikir karena mau khusyu'ibadah pada sang pencipta. Tapi rupanya, sibuk mendengarkan siapa yang akan bulis nanti malam.... Makanya kalo aja ada bulis santri putri secara sukarela, pasti bu RT yang akan paling banyak dalam daftar/yc

29 April 2009 pukul 06.43  
Anonymous Anonim mengatakan...

dari gaya penulisan & cerita, kaya'nya ngga' jauh dari sandiwara radio TRINIL yg ngetop itu, coba kalau yg sedang berjalan itu disapa, siapa tau dy akan memberikan bunga mawar lagi bu RT? sayangnya bu RT dah keburu takut duluan, jadi ga bisa jumpa & mengenali wajah si misterius itu, tapi bisa jadi itu AlMukarom yg tengah menginspeksi, barangkali suka ada bulis yg suka memberikan bunga kepada kaum hawa...AR

29 April 2009 pukul 13.15  
Anonymous Anonim mengatakan...

Tapi bener loh, yang namanya cerita serem memang sempat berkembang di pondok dulu. Ditambah lagi suka dengerin si TRINIL, ya makin klop deh. Aku yakin, pasti ada temen-temen yang mengalami dunia gaib waktu di pondok. Ayo dong pada cerita juga, sekalian ungkapkan pohon-pohon mana yang berpenghuni. Kalau di Utara dulu pernah juga mendengar aksi tuyul yang suka menjalankan tugasnya. Trus saya juga ingat bagian serem di pohon dekat jembatan menuju Batian. Tak jauh dari rumah Jamiah atau warung komplit. Makanya, Ms suka merem lewat situ. Untung ada sang penuntun. Cerita lainnya juga dialami Agung, mhs jgy temen ida M. Ada yang inget, nggak??nj

29 April 2009 pukul 17.52  
Anonymous Anonim mengatakan...

aku pernah dengar cerita dari ka' Iduddin wong kendal ketika beliau bersama 3 orang temannya habis pulang dari nonton acara midnight di magelang, ketika melewati jembatan yg dekat dgn rumah Badrun & warung komplit kira2 jam 02.30 WIP (Waktu Indonesia Bagian Pabelan) terdengar ada suara kelapa jatuh....secara refleks seorang dari temannnya menoleh & mendekati, difikir ada kelapa jatuh diatas aspal, eman2... ! kebetulan jam2 seperti itu perut lagi kosong...maklum abis nonton, dengan fikiran isengnya... didekatilah buah kelapa tersebut untuk diambil...lumayan untuk dibawa kepondok...namun apa yg terjadi..... ternyata buah kelapa itu berubah menjadi kepala manusia....sonder pake fikir panjang lagi, gerombolan 4 manusia lari tunggang langgang secepat kilat & ingin menghindari tempat tersebut dan segera sampai dipondok, namun apa lacur...bumi yg diinjak serasa makin melebar.. dan makin jauh dari jangkauan, hampir 1 jam mereka berlari ditempat, makin ditambah kecepatannya makin bertambah pula jauhnya jarak yg ditempuh... dan ketika menjelang subuh mereka baru sampai dimasjid, kepada beberapa petugas bulis yg bertugas saat itu, dengan berpeluh yg benar2 menguras tenaga...... mereka menceritakan pengalaman yg cukup lelah & menegangkan..... AR

30 April 2009 pukul 10.57  
Anonymous Anonim mengatakan...

Tuh kan bener, di jembatan itu memang serem. Kita emang banyak denger cerita yang aneh2 di sekitar itu. Mungin masih ada lagi kismis (kisah misteri) lainnya?
Btw, kepala itu mungkin kepada ibunya trinil nggak. Kan dalam sandiwaranya selalu minta kembalikan kepalanya. ''Duk...balekno gembung ku yo nduk..''. Mana bisa balik, wong udah kecantol di jembatan, karena santri2 suka banget dengan cerita kepala putus itu. Hi../nj

30 April 2009 pukul 16.44  
Anonymous Anonim mengatakan...

Ah mba Nuri bisa aj.. Itu karena sering dengerin sandiwara di radio Ma lampir Misteri Gunung Merapi hehehehhehehe (Abu Solor)

28 Mei 2009 pukul 17.22  
Anonymous Anonim mengatakan...

Ah mba Nuri bisa aj.. Itu karena sering dengerin sandiwara di radio Ma lampir Misteri Gunung Merapi hehehehhehehe (Abu Solor)

28 Mei 2009 pukul 17.23  
Anonymous Anonim mengatakan...

Ah mba Nuri bisa aj.. Itu karena sering dengerin sandiwara di radio Ma lampir Misteri Gunung Merapi hehehehhehehe (Abu Solor)

28 Mei 2009 pukul 17.24  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda