Selasa, Maret 03, 2009

"PENGALAMAN PERTAMA" DI PABELAN

Bicara pengalaman pertama, tentu sangat berkesan. Karena tentu kita semua yang pernah merasakan nikmatnya tahu dan sayur yang dicuci di kolam belakang rumah pak Kyai yang airnya sudah hijau kekentelan (hihi.....) pasti punya beberapa pengalaman yang pertama kali dialami di Pabelan.

Saya punya beberapa "pengalaman pertama" yang begitu melekat, yang untuk saat ini tentu menjadi kenangan yang manis. Ini sedikit tulisan, beberapa pengalaman pertama di Pabean, dan saya berharap kita semua bisa "urun tulisan" tentang pengalama pertama di Pabelan.

1. Periksa pertama di dokter Was'an karena jempol kaki bisulan.
Pertama masuk Pabelan, saya merasakan betapa sucinya tanah dan lingkungan Pabelan. Ini dibanding di Manado yang tiap kita melangkah, tak jarang menemui babi dan anjing.Maka untuk merasakan "sucinya" Pabelan, saya jarang sekali menggunakan sandal.

Dasar masih kecil, belum tahu merawat kuku kaki (apalagi meni dan pedi ya???) akibatnya jempol kakinya masuk pasir yang berakibat "bernanah". Aduuh....... minta ampun sakitnya. Dan harus ke dokter Was'an di Muntilan. Tentu jika dokter Was'an masih menyimpan catatan rekam medis saya, maka sekitar bulan Juli tahun 1981, pasti ada tercantum nama pasien: Nur lailah Ahmad dengan keluhan kaki jempol kena bisulan.

2. Pertama menerima surat cinta (heeeem....)
Seingat saya, pertama terima surat cinta itu kelas 2. Hehe....kaget minta ampun. "Ealah....begini to yang namanya surat cinta".Saya lupa dari siapa. Tapi saya masih ingat isinya, yang sangat normatif: "Mau kenalan".

Rata-rata gadis remaja Pabelan, (ini seatas hasil pengamatan aja lho.....) menerima surat cinta mulai kelas 2 sampai 5. Dan setelah itu "pamornya" mulai meredup.Mungkin disebabkan karena pada saat itu kematangan menuju kedewasaan atau karena sudah mulai hilang pamor ya??????(hehe....)

Dengan surat-surat cinta juga, akhirnya kita semakin akrab dengan ungkapan-ungkapan: "yang merindukanmu", "yang mengharapkanmu", "yang mencintaimu" dll. hehe....uuhuuuuuyyyyyy!!!


3. Pertama belajar nyambung kabel listrik.
Ini terjadi saat saya di kamar mentari dan listrik baru masuk di Pabelan. Syahdan, di kamar Mentari ada lampu, tapi tidak punya "colokan" listrik. Akibatnya kita kalau mau menyetrika harus mengungsi ke kamar Flamboyan.

Karena gerah dengan keadaan ini, saya mencoba mau membuat kabel listrik yang bersumber dari kamar flamboyan ke mentari (kok saat itu gak kepikir beli rol kabel aja ya???). Dengan rasa percaya diri, saya menyambung potongan-potongan kabel itu seperti menyambung tali (tidak dipisah). Akibatnya tiap dicolokin ke listrik, pasti langsung konslet!!!

Untungnya kemudian datang kak Fajar bagian disel, yang kemudian mengajarkan cara menyambung kabel yag benar. Akhirnya sampai saat ini modal ilmu yang didapat dari kak Fajar menjadi dasar bagi saya untuk nyambung kabel atau pasang colokan listri.

4. Pertama melipat pakaian dengan diukur.
Dulu, ada seacam "kebanggaan jika isi lemari kita rapi dan bersih. Maka ukuran rapi adalah jika lipatannya seukuran, sehingga jika disusun di lemari, akan tampak manis.Dan untuk bisa seukuran, maka pakaian-pakaian kita saat kita setrika, kita ukur dengan menyelipkan kertas tebal, sebagai ukuran dasar.

Dan memang dengan memakai kertas tadi, hasil lipatan kita menjadi rapi dan berakibat pakaian kita menjadi rapi dan bersih. Teman kita yang paling rapi seingat saya adalah Wati (almarhum). Lipatan rapi Wati bisa awet rapinya.

Ah....masih banyak "pengalaman pertama" yang pernah kita alami di Pabelan. Kesemuanya itu membawa kenangan yang manis dan merupakan pengalaman yang menyenangkan.
Hanya karena sudah malam, mata sudah mulai mengantuk, harus segera tidur. Dan khusus malam ini saya berharap bisa "memimpikan kembali" rasa hati yang berbunga-bunga saat pertama kali mendapat surat cinta. Ambooooy.............rasanyo!!!! (Lily)

Label:

8 Komentar:

Anonymous Anonim mengatakan...

Hayo siapa yang punya pengalaman pertama? Hayo, Nuri, Yuni, Misri, Fauni, ngaku aja. Lily udah cerita jujur nih. Kalo aku sih udah pengalaman yang ke se-100 (seabad ya?). hikhik. ftr.

4 Maret 2009 pukul 11.38  
Anonymous Anonim mengatakan...

Klo penglmn ke-17 boleh gak nih? soalnya, penglman pertama tuh dah lupaaaaaa...kelalen..getho lho...

4 Maret 2009 pukul 13.16  
Anonymous Anonim mengatakan...

Ly...jadi terinspirasi nih mo cerita juga. Ternyata ANgera memang kreatif, inovatif. Ada aja bahan untuk mengisi blog ini. Kalau ngga kita siapa legeeee..ya nggak! (nj)

4 Maret 2009 pukul 17.01  
Anonymous Anonim mengatakan...

Kalau yang paling rapi nyetrika sampai gak boleh lebih semili-pun itu I'anah sama Warso alias Warningsih...duh..kemana ya mereka-mereka?Kalau nyetrika di garasi deket alamsyah ampe berjam-berjam berkeranjang-keranjang..dalam hatiku..."eman-eman banget baju rapi gitu dipakai lagi".y

4 Maret 2009 pukul 23.21  
Blogger l@ mengatakan...

Yun, Fatra,Misri (utamanya)dan Nuri, masih pada simpan surat-surat cinta gak?hehe.....ayo dong....discan dan diupload di angera, pasti seru dan asyik untuk dikenang. Hehe...Aku tau bu Jelita masih punya, tapi malu atau kuatir "santri utaranya" ke GR an deh!!! hehe....

5 Maret 2009 pukul 03.33  
Blogger Unknown mengatakan...

Ada temenQ yang bilang ke aQ "ust maman fauzy"
dy bilang : misri tuh lulus pabelan gak bawa pulang ijazah tapi kok bawa kitab kuning
3 bendel tebal...isinya hanya surat cinta doang...kira2 hafal gak tuh isinya...Q jawab : walaupun gak hafal isinya tapi kenangannya itu lo yang amat sangat berharga...jadi intinya aQ menghormati orang yang pernah berbuat baek ke aQ saat itu...
itu jawabanya kenapa surat2 itu aQ bendel n masih Q simpan sampe sekarang...n kadang kalo inget masa lalu aQ buka aja...yang pasti aQ ketawa geli...hik4567

5 Maret 2009 pukul 15.00  
Anonymous Anonim mengatakan...

Memang benar kok, kalo khatam mondok orang mah di kepalanyanya membawa pulang kitab berisikan ayat-ayat Al-Qur'an. Lha kalo Ibu Kaji ini yang dibawa malah kitab ayat-ayat cinta. Swear untuk menyemarakkan blogger, gimana kalo surat-surat cinta ini discan dan diposting di blogger. Untuk menghindari hal-hal yang mengancam kesetabilitas keamanan dalam negeri di pengirimnya, nama pengirimnya dibikin blur, jadi samar-samar getu. (ZMF)

8 Maret 2009 pukul 06.14  
Anonymous Anonim mengatakan...

hik4567...ada2 aja kamu ni man..bisa juga sih tapi kasihan juga...jangan buat maluku orang laen...yang bersangkutan pasti udah DAGDIGDUGDER
nih...hik4567/ms

8 Maret 2009 pukul 15.19  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda