Jumat, Juli 04, 2008

Tawaf Keliling Pondok





Ba'da pembukaan reuni di gedung Workshop, Kak Ulfa membawa peserta reuni tawaf keliling pondok. Tawaf dimulai dari gedung samping workshop, terus dibawa ke gedung khusus para guru, dimana didalamnya terdapat meja guru, ruang direktur Tsanawiyah dan ruang direktur Aliyah, serta ruang pejabat pondok lainnya. Hal ini sangat jauh berbeda dengan kondisi kita dulu tahun 80-an. Kemajuan sangat tampak di Pondok Pabelan. Kita salut akan perkembangan ini.
Terlebih lagi didepan gedung majlis guru juga terdapat gedung laboratorium.
Gedung ini jelas menunjang proses belajar mengajar untuk bisa sejajar dengan sekolah favorit di luar.
Dari gedung ini, peserta reuni terus diajak ke gedung bupati. Tapi tak sempat singgah karena tak ada perubahan yang signifikan di gedung ini. Masih sama seperti dulu. Yang berubah mungkin dari gedung terlihat pagar pembatas antara asrama santri putri dan gedung bupati. Dulu, pagar ini tak ada.
Selanjutnya tawaf keliling pondok menuju ke tempat makan, dan gedung Mirota. Gedung ini dijadikan tempat menginap alumniwati. Dulu gedung Mirota lebih dikenal dengan Shighor. Bagi yang pernah berkelas atau mengajar di shighor, tentu sudah banyak kenangan yang tercipta di sini. Diantaranya, kondisi gedung shighor yang tak berjendela memberi peluang angin sepoi-sepoi mengusap lembut penghuninya. Dengan usapan tersebut, mata pun jadi sayu, sendu dan ujung-ujungnya ngantuk. Tapi mungkin lebih banyak meleknya. Letak shighor di pinggir jalan, memberi peluang melihat semua yang lewat. Otomatis mata pun secara releks menoleh ke luar. Dan yang paling berkesan mungkin yang sering ''meeting'' di shighor. Bisik-bisik di reunian kemarin, banyak lho yang ngaku sering atau pernah meeting di shighor. Ai, ai siapa dia????
Kemudian tawaf diteruskan ke asrama depan kolam kunci. Sayangnya, kolam yang disebutkan itu sudah tak ada. Cukup mengagetkan memang. Tapi alasannya cukup kuat. Kata Kak Ul, debit air sungai Pabelan menurun, sehingga berpengaruh pada air kolam, dan akhirnya hanya membuat sarang nyamuk saja. Maka dengan terpaksa kolam kebanggaan kita dulu ditutup, diratakan dengan tanah. Seperti pelajaran ushuludin, kalau banyak manfaat dari mudharatnya, why not?
Perubahan lainnya juga terdapat pada kantin. Kantin yang dulu multi fungsi sudah tak ada lagi.Untuk putri, kantin pindah ke Kamar flamboyan. Cuma nggak sempat nanya, apakah masih Mbak Fat yang mengelola atau tidak? Dan di depan kantin ada istal (kandang kuda). Enak banget ya santri sekarang, bisa naik kuda. Tapi ngomong-ngomong boleh nggak ya kudanya dinaikin secara bergantian? Mau dong????
Perjalanan dilanjutkan ke Gedung Kalpataru. Dulu, ketika kita turun dari undag-undagan, mata kita langsung tertumbuk dengan sebuah sumur dan kamar mandi terbuka. Sekarang itu juga sudah tak ada. Kelas Waru yang dulu tak jauh beda (maaf) dari kandang kambing (padahal disitulah indahnya) juga sudah dibangun permanen. Dan susunan batu kali juga sudah dimanfaatkan. (Ya iyalah, emangnya dijadikan tugu?). Jadi, halaman Kalpataru semakin luas dan bisa dimanfaatkan untuk olahraga atau apa saja. Selain itu juga, perubahan yang mengganggu pemandangan yaitu dibangunnya tembok sekeliling pondok putri, mulai dari belakang Bagaskara sampai ke gedung Alamsyah. Dikatakan mengganggu, sebab pandangan jadi terbatas. Tidak lagi melihat siapa saja yang lewat, atau untuk kabur dan jajan di luar perlu perjuangan. Walau pun menurut Kak Ul ada saja santri yang degil (kata orang melayu) yang berusaha jajan di balik tembok tersebut. Selama ada keinginan disitu ada jalan, bukankah begitu?
O ya, kita juga tak menemukan kamar mandi belakang Anggrek bulan dan kolam di depannya. Ternyata semua kolam ditutup habis. Sedangkan perubahan di lingkungan putra para alumni tak sempat dibawa tawaf ke sana. Waktu juga tak memungkinkan kita untuk tawaf di lingkungan putra karena maghrib sudah menjelang.
Apapun perubahanmu wahai pondokku, kamu tetap bersemayam di dalam kalbu. Kami pun tahu, semua itu untuk kebaikanmu. Zaman memang sudah berganti, tapi hati kita tetap terikat janji, bahwa kita adalah sehati.(nj)

Label:

1 Komentar:

Blogger Mr. Ed mengatakan...

tawaf kayak harji aja ne kakak2, shighor dulu cuman 2 ruangan dan kecil, makanya dinamain shighor ya kak??
dulu aku angkatan 2000 pernah berkelas disitu dan isinya tidur mulu gara2 angin yang menyentuh dan membuat kita terlena banget........
sekarng udah jadi gedung yang megah dan tingga besar......

19 Juli 2008 pukul 00.10  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda