Sabtu, Januari 15, 2011

Kangen Pabelan










Pagi2, Misri yang akrab dipanggil teman2 dengan "Bu Kaji" menuju Yogya (12/1/10) berharap cepat nyampe tujuan n segera selesaikan urusannya di Yk dengan kilat super ekspres, maklum bisnis woman. Usai bereskan bisnis, tujuan utama selanjutnya menuju Pabelan. Sejak peristiwa debu letusan Merapi beberapa waktu yang lalu itu, pikiran Bu Kaji selalu ke Pabelan. Perjalanan macet merayap Yk-Pabelan karena onggokan besar batu pasir lahar dingin Merapi di kali Putih, Salam, Magelang, makin buat Bu Kaji ingat sungai Pabelan yang juga dilalui lahar dingin Merapi. Nyampe Pondok, tak lupa sowan singkat ke pimpinan Pondok: Kyai H. Ahmad Balya (mengucapkan selamat datang dari ibadah haji beliau), trus ke Kyai H. M. Mustofa (gak ketemu karena sedang pergi) dan silaturrahmi dengan Bu Nyai Ulfah.










Menikmati atmosfir Pabelan, memandang semua tata ruang indah asri peninggalan alm. Kyai Hamam: masjid, rindang pohon flamboyan di halaman perpus, rimbun pohon di kantin, kokoh gedung asrama/ sekolah. Semua menyimpan banyak cerita n makna bagi santri2, termasuk bagi Bu Kaji...










Kaki terus melangkah ke kali Pabelan. Bu Kaji takjub melihat perubahan drastis. Aliran sungai Pabelan bergeser ratusan meter, menggusur persawahan dan pemukiman, menyulap aliran sungai yang lama menjadi gurun pasir luas....










Sudah lepas rindunya di Pabelan. Sudah bertemu pimpinan, sahabat n guru2. Saatnya tinggalkan Pabelan dengan doa...
Nampak foto kiri atas: Bu Kaji (Misri) bersama Iis di depan (mantan) ruang tamu. Foto kanan atas: Bu Kaji di antara Evi, Bu Nyai Ulfah, Mbak Maria, Iis n Nurhayati. /f

Label:

14 Komentar:

Anonymous Anonim mengatakan...

Fatra ini cara bertuturnya menakjubkan.....Jempol !!! (cecep s)

16 Januari 2011 pukul 15.14  
Anonymous Anonim mengatakan...

Setujuuu, kalau baca cara bertutur serasa baca features or karya2 penerima khatulistiwa award. Tanpa ikut serasa turut, tanpa diajak serasa ikut berjejak, sering ditinggal serasa termanunggal, kerap dicuekin serasa jalan sama 3 manekin. Nasibkuu. Tuhan mereka-mereka mengaku sobat, rajin bertobat tapi sering berkelebat tanpa aku diajak terlibat. Padahal dulu aku rajin buatkan mereka surat, membalas asmara malaikat yang mudah terpikat.salam duka tak diajak; yunche.

16 Januari 2011 pukul 20.03  
Anonymous Anonim mengatakan...

kwkwkwkwkwkwk......bu kaji....bu kaji......

/////mys/////

17 Januari 2011 pukul 16.54  
Anonymous Anonim mengatakan...

Ampuun, kang Cecep lama banget gak muncul. Mana berita n foto temen2 di Bandung tuk angera? Banyak yang dah nunggu kangen nih. Kang Cecep ma Yuni sama2 paling bisa bikin semut seolah gajah, kabut gelap seolah cerah, hehe.
Kalo bu kaji masih mo bikin surat tuk ..., buruan kasihkan pengarang handal kita/ Yuni, gak usah kura2 malu, hehe. (fatra)

19 Januari 2011 pukul 14.42  
Anonymous Anonim mengatakan...

memang hebat, tokoh utamanya bu kaji, sementara sang penutur entah dimana...bahkan dalam fotopun dia seakan tak dinampakkan, walau dia ada. Begitulah sang penutur, penulis, bisa melukiskan keindahan yg menakjubkan, membangkit rindu yg terpendam...kami tunggu foto-foto lainnya denga cerita berbeda./n

19 Januari 2011 pukul 16.35  
Anonymous Anonim mengatakan...

Pokoknya Kalo Fatra Nulis Berita.... Yg Professional Bisa Minggir.... Aktual, TerDepan & SeTajam Mandau... AbiRizky....

19 Januari 2011 pukul 19.25  
Anonymous Anonim mengatakan...

Dari Senyum dan tawanya juga cemberutnya saja Fatra dah bisa mendiskripsikan satu cerita apalagi uraian katanya......hehe..Muach....Ida Muna

20 Januari 2011 pukul 13.29  
Anonymous Anonim mengatakan...

Tapi aku yg sering jadi victim, sering diomelin, salah kostum dimarahin, manja dikit dimarahin. Serasa punya 1000 nenek terkumpul dalam satu tubuh. Tapi kubangga dan kucinta nenekku satu ini. Yc

20 Januari 2011 pukul 14.52  
Anonymous Anonim mengatakan...

begitulah dia, yg selalu dalam ingatan, yang selalu dalam kenangan, terlebih setiap kemunculan, ada saja pembaharuan, membuat wajah manisnya makin menawan, karena memang sangat rupawan, baik rupa apalagi tulisan terlebih lagi pikiran. Itulah dia intan dari kalimantan./n

20 Januari 2011 pukul 19.28  
Anonymous Anonim mengatakan...

Ampuun, bu Rt, AbyRizki, Ida, Yuni kenapa aku yang jadi objek...? Awas ya! mustinya bu Kaji tuh. Mana cerita dari Pwt, Jkt n Pekanbaru??? Angera nunggu cerita baru selain dari Yk. Ditunggu!

27 Januari 2011 pukul 16.04  
Anonymous Anonim mengatakan...

Nah begitu dong....pada nongol dan ngeramein ANGERA lagi, jangan terus pada larut & asyik dengan FB. Iya memang banar amun galuh Banjar yang menulis reportase apapun kegiatan di ANGERA, serasa kita sedang baca Anita Cemerlang. Itu lho majalah cerpen zaman kita dulu masih pada ABG. BTW kapan nich ada event kumpul2 lagi alumni? Salam kangen !!! >ZMF

28 Januari 2011 pukul 10.08  
Anonymous Anonim mengatakan...

Maaf lupa ngasih nama komentarku di atas. Terima kasih kang Maman dah setia tengokin angera. Mau kumpul2 lg? Kapan? (fatra)

28 Januari 2011 pukul 16.14  
Anonymous Anonim mengatakan...

iya nih dah pada kangen..mumpungmasih kuat menghadiri meeting kita, sebentar lagi dah jadi nininini, makin susah ngumpulin kita2 spt 2008 lalu./n

28 Januari 2011 pukul 19.46  
Anonymous Anonim mengatakan...

mw da reuni lgee kh......????
setuju.......!!!!


>> mYs <<

27 Februari 2011 pukul 08.07  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda