BEDAH BUKU KYAI HAMAM
Usai launching, langsung dilanjutkan dengan acara Bedah Buku
yang menampilkan 3 pembicara:
Dr. Habib Chirzin
Prof. Dr. Syafii Maarif
KH. Mahrus Amin
Moderator: Drs. Fajar Hidayanto, MM.
yang menampilkan 3 pembicara:
Dr. Habib Chirzin
Prof. Dr. Syafii Maarif
KH. Mahrus Amin
Moderator: Drs. Fajar Hidayanto, MM.
Menurut Syafii Maarif, Kyai Hamam yang telah banyak memproduk tokoh
(dari pesantren asuhannya, seperti para penulis buku Kyai), merupakan sosok yang cepat tanggap, cepat bereaksi atas berbagai kejadian di sekitar dengan sikap yang tepat dan cerdas.
Tugas alumni dan penerusnya untuk melakukan rekonstruksi pemikiran (membuka pikiran
dan berani membuat terobosan), agar dapat menangkap makna dan spirit besar Kyai Hamam.
Kritik membangun Pak Ajib Rasyidi (dalam buku) menurut beliau perlu diperhatikan
untuk perbaikan pesantren masa depan.
Sedangkan Kyai Mahrus Amin yang merupakan teman seangkatan Kyai Hamam
saat studi di Pesantren Gontor, memandang Kyai hamam sebagai figur yang telah
menjadikan Panca Jiwa Pondok sebagai sikap hidupnya.
Menurut beliau, sepeninggal Kyai Hamam, pesantren Pabelan tak boleh jalan di tempat,
tetapi harus bangkit dengan melakukan beberapa langkah penting:
pertama, pembenahan pola pengasuhan (seperti yang pernah beliau terapkan
di Pondok Pesantren Darun Najah) dan
kedua, mengembangkan dan memperkuat jaringan.
Adapun menurut Habib Chirzin, Kyai Hamam selalu bersama kita (tak pernah meninggalkan kita), karena langkah Pondok ini selalu mengacu pada beliau.
Beberapa hal yang menonjol dari Kyai Hamam adalah: sepak terjang beliau
yang senantiasa bernuansa etis (bukan politis), selalu berpikiran bebas, kritis,
memiliki pandangan dunia yang utuh, progresif, non violent (penentang
kekerasan seperti Gandhi) dan trust building maker (punya kepercayaan diri
yang luar biasa). Dengan bekal itu, Kyai Hamam mendirikan Pondok ini.
Pondok sebagai lembaga pendidikan merupakan tempat
pendewasaan, pemanusiaan dan pemerdekaan...
(dari pesantren asuhannya, seperti para penulis buku Kyai), merupakan sosok yang cepat tanggap, cepat bereaksi atas berbagai kejadian di sekitar dengan sikap yang tepat dan cerdas.
Tugas alumni dan penerusnya untuk melakukan rekonstruksi pemikiran (membuka pikiran
dan berani membuat terobosan), agar dapat menangkap makna dan spirit besar Kyai Hamam.
Kritik membangun Pak Ajib Rasyidi (dalam buku) menurut beliau perlu diperhatikan
untuk perbaikan pesantren masa depan.
Sedangkan Kyai Mahrus Amin yang merupakan teman seangkatan Kyai Hamam
saat studi di Pesantren Gontor, memandang Kyai hamam sebagai figur yang telah
menjadikan Panca Jiwa Pondok sebagai sikap hidupnya.
Menurut beliau, sepeninggal Kyai Hamam, pesantren Pabelan tak boleh jalan di tempat,
tetapi harus bangkit dengan melakukan beberapa langkah penting:
pertama, pembenahan pola pengasuhan (seperti yang pernah beliau terapkan
di Pondok Pesantren Darun Najah) dan
kedua, mengembangkan dan memperkuat jaringan.
Adapun menurut Habib Chirzin, Kyai Hamam selalu bersama kita (tak pernah meninggalkan kita), karena langkah Pondok ini selalu mengacu pada beliau.
Beberapa hal yang menonjol dari Kyai Hamam adalah: sepak terjang beliau
yang senantiasa bernuansa etis (bukan politis), selalu berpikiran bebas, kritis,
memiliki pandangan dunia yang utuh, progresif, non violent (penentang
kekerasan seperti Gandhi) dan trust building maker (punya kepercayaan diri
yang luar biasa). Dengan bekal itu, Kyai Hamam mendirikan Pondok ini.
Pondok sebagai lembaga pendidikan merupakan tempat
pendewasaan, pemanusiaan dan pemerdekaan...
Kyai Moh.Balya yang bersahaja,
yang setia mengikuti acara Bedah Buku, seperti kesetiaannya
mengabdi sepenuh hati untuk Pondok Pabelan tercinta...
yang setia mengikuti acara Bedah Buku, seperti kesetiaannya
mengabdi sepenuh hati untuk Pondok Pabelan tercinta...
Bapak menteri menyimak ceramah para pembedah,
membiarkan pikirannya berjalan ke belakang sejenak,
mengenang Kyai Hamam Dja'far
sambil terus memberi support kepada Pondok Pabelan
agar makin lebih baik, amin..
membiarkan pikirannya berjalan ke belakang sejenak,
mengenang Kyai Hamam Dja'far
sambil terus memberi support kepada Pondok Pabelan
agar makin lebih baik, amin..
Nurrohmah dan Icha (istri Ibrahim) tertegun mendengarkan
ketiga pembedah mengemukakan pandangannya
tentang Kyai dan Pondok Pabelan.
ketiga pembedah mengemukakan pandangannya
tentang Kyai dan Pondok Pabelan.
Mbak Umi Sa"adah (istri kak Soleh Hasan yang juga alumni),
ikuti acara sampai tuntas, tas, tas.
(sekalian nengok anak beliau yang kebetulan menjadi santri Pondok Pabelan).
Inka, Farid (di pojok barat-timur), Dindin, Makmun Hanafiah, Cecep, cs.
(duduk di belakang) yang kata Maman Fauzi, jauh2 datang dari RiRe
(Republik Islam Ranca Ekek) hanya tuk mencari tempe tahu kotak persegi rebus..
ikuti acara sampai tuntas, tas, tas.
(sekalian nengok anak beliau yang kebetulan menjadi santri Pondok Pabelan).
Inka, Farid (di pojok barat-timur), Dindin, Makmun Hanafiah, Cecep, cs.
(duduk di belakang) yang kata Maman Fauzi, jauh2 datang dari RiRe
(Republik Islam Ranca Ekek) hanya tuk mencari tempe tahu kotak persegi rebus..
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda