Minggu, Agustus 22, 2010

Perjalanan Mbak Isti




















Mungkin tak banyak yang ngerti, kalo mbak Istiatun (mbak Isti) adalah pengelana n cinta silarurrahmi.
Beberapa waktu yang lalu (sebelum bulan puasa) mbak Isti berkesempatan ke negeri "Gajah Putih" Bangkok Thailand untuk sebuah acara yang berhubungan dengan pekerjaannya.
Kontak2 dengan Rina dan terjadi silaturrahmi. Mbak Isti diundang ke rumah bertemu suami n anak2 Rina yang pintar2 n lucu2, juga nginap sehingga kangen2an, cerita2 nostalgi penuh rindu Pabelanpun mengalir..
Pertemuan itu membuat Mbak Isti merasa sangat terkesan.. Keramahan gupuh gayeng Rina sekeluarga membuat betah, tapi sayang mbak Isti harus segera pulang..





Beberapa waktu kemudian, mbak Isti berkesempatan mengisi sebuah acara di Banjarmasin.
Ba'da magrib, saat usai acara mbak Isti, silaturrahmi dengan alumni juga terjadi. Asmeliardi (Meli) n isteri, di sela padat kesibukannya, menyempatkan diri menemui mbak Isti, mengantar silaturrahmi ke rumah kak Ilham Masykuri Hamdie. Kak Ilham menyambut mbak Isti dengan penuh hangat sambil ngobrol2 tentang Pabelan masa lalu, masa kini dan lain sebagainya..
Tampak foto, monumen kota Martapura (di Kab. Banjar Kal-Sel) yang terkenal dengan "kota intan" / batu bermata telah dikunjungi mbak Isti (diantar Meli n isteri sebelum ke bandara menuju Yogya). Kota ini juga dikenal sebagai "kota santri" karena banyak pesantren yang mencetak banyak ulama diantaranya adalah alm.Kyai H.Zaini Abdul Gani yang akrab dipanggil dengan "Guru Ijai".



















Usai ketemu kak Ilham, Meli n isteri mengantar mbak Isti ke "Jembatan Barito". Jembatan yang diresmikan 1997 ini berada di Kabupaten Barito Kuala Kal-Sel, memiliki panjang 1.082 m melintasi sungai Barito. Di bawah jembatan ini (di tengah sungai) terdapat pulau kecil yang disebut dengan pulau "Bakut". Perpaduan antara kokoh jembatan n suasana sekitar sungai, membuat jembatan ini indah untuk dijadikan tempat santai..






Pada saat subuh tiba, pada saat itu juga, sungai Martapura yang mengaliri kota Banjarmasin, berdenyut hidup oleh hiruk pikuk "Pasar Terapung". Pasar yang hanya ada pada pagi hari ini, telah berumur ratusan tahun iringi kehidupan masyarakat sepanjang aliran sungai. Pasar ini sampai saat ini masih bertahan, tak goyah oleh gemerlap pasar modern yang menjamur di kota Banjarmasin. Di pasar ini transaksi jual beli n sistem barter hasil bumi masih terjadi. Kekhasan dan keunikannya memikat turis (domestik n luar) termasuk mbak Isti yang pagi itu diajak panitia acara. Seperti mengikuti perjalanan fajar pagi yang mulai menaik meninggi pancarkan panas, para pedagang dengan "jukungnya" (sampan) meninggalkan tempat, meneruskan perjalan menuju rumah, sawah n kebunnya masing-masing tuk songsong "pertemuan" esok pagi di tempat yang sama, mudah2an dengan rezeki berbeda, yang lebih banyak, lebih melimpah, amin... /f

Label:

Sabtu, Agustus 14, 2010

Rindu Pabelan





























Rindu adalah sebuah kondisi terindah karena apa yang diharap masih wira-wiri di angan, apalagi kalo yang dirindu Pabelan. Bagi kita, Pabelan adalah "rumah" tempat menghabiskan sebagian hidup... Entah sudah berapa belas tahun, berapa juta rindu tertahan..., kakak kita yang akrab dipanggil "Mbak Ikun" (Baikuniyah) tak menginjakkan kaki ke Pabelan. Kebetulan beberapa waktu yang lalu beliau ada acara di Yogya, berkesempatan mampir Pabelan dan bersilaturrahmi dengan: Kyai Balya, Kyai Najib-Bu Nyai Ulfah dan Kyai Ahmad Mustofa-Bu Nyai Nuki. Tak lupa ke tempat kuliner kenangan "Bakso Mekar Sari".
Nampak foto: wajah gembira ceria mbak Ikun ditemani adik2 kls: Tamrin, Misri, Neli dan Armaniah (teman Ciputat). /f

Label:

Doa untuk Sahabat

Beberapa waktu yang lalu Angera mengetuk pintu hati teman2 tuk sama2 berdoa dan sedikit berbagi.. Sebelumnya telah terkumpul Rp.590.000,- dan saat ini alhamdulillah telah terhimpun uang sebesar Rp. 2.200.000,- (dua juta dua ratus ribu rupiah) dari beberapa alumni/ hamba Allah. Meskipun tidak seberapa, tetapi uang tersebut merupakan tanda cinta, tali asih dan doa yang tak pernah henti... Pada hari Sabtu, 14/8/10, uang tersebut telah disampaikan Tita kepada:
1. Dwi Dara Dewi sebesar Rp. 1.000.000,- yang prihatin merawat dan mengobati sang suami yang sedang stroke.
2. Amin Ferdian sebesar Rp. 500.000,- yang merawat isteri pasca operasi luar kandungan.
3. Jamilah (Tegal) Rp. 700.000,- yang menjalani pengobatan stroke dalam beberapa tahun ini sampai sekarang.
Mudah2an tanda cinta/ tali asih tersebut dapat sedikit meringankan..
Kepada kepada teman2/ hamba Allah yang telah membantu, Angera mengucapkan ribuan terima kasih, mudah2an mendapatkan imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Amin.. Jazakumullah khairan katsira. /f

Label: